"Selamat pulang ke rumaaahh"
Jaehwan melepas sepatu dan melemparnya asal.
Ia berlari ke tengah ruangan dan membuka pintu balkon apartment.
"Hyung .. Cepat kemari ..", pekiknya.
Minhyun hanya menggeleng dengan senyum kecil di wajahnya yang sedikit lelah.
Menyusun sepatu mereka berdua di dalam lemari, dan berjalan masuk dengan satu koper besar yang cukup berat.
Jaehwan memang tidak pernah berubah.
Kebiasaannya yang ceroboh dan berantakan sudah jadi makanan sehari-hari Minhyun.
Terkadang frustasi memang, namun cinta tak butuh alasan bukan ?
Mencintai seseorang yang tidak sempurna karena diri sendiri pun juga sama tidak sempurnanya.
Dengan bersama, kekurangan itu tertutupi oleh kelebihan pasangan.
Dan ketidaksempurnaan itu akan saling melengkapi satu sama lain.
"Kenapa malah ke balkon malam-malam begini ?"
Kedua tangan Minhyun sudah melingkar di pinggang Jaehwan yang terlihat asyik memandang lampu berwarna warni dari atas sana.
"Lampu-lampunya cantik"
"Tapi disini udaranya dingin"
Jaehwan menoleh, memandang Minhyun yang meletakkan dagunya di pundak.
Cup.
Satu kecupan manis membuat Minhyun tersenyum dan berseru manja, "ayo kita ke kamar"
Jaehwan mengangguk, berjalan mengekor dibelakang Minhyun yang terus menarik tangannya.
"Waahh .. Ranjang kita hyung", serunya berlari dan menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang yang masih terasa empuk.
"Mandi dulu Jaehwan~ah"
"Aku ngantuk"
"Ayolah .. Hei, anak kecil .. Mandi dulu, baru kita tidur", bujuk Minhyun.
Ia membelai rambut Jaehwan, memperhatikan pria polos kesayangannya itu berpura-pura memejamkan mata.
Minhyun mendekat hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa inci, lalu berbisik menggoda, "bangun dan mandi, atau hyung yang akan menggendong dan memandikanmu ?"
"Aku akan mandi sekarang"
Jaehwan bergegas bangun, namun Minhyun lebih cekatan.
Dalam sekejab, Jaehwan sudah berada di gendongannya.
"Hyung- tadi katanya aku disuruh mandi"
"Hyung berubah pikiran .. Ayo mandi bersama"
"Hyuuunngg"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
FanfictionSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.