Minhyun ingat, Jaehwan pernah berkata padanya ..
"Setelah hujan turun, akan ada matahari yang kembali bersinar .. Apapun yang kita hadapi dalam hidup ini, semuanya akan punya akhir- ntah itu bahagia ataupun sedih .. Tapi satu hal yang harus hyung tau, aku akan selalu jadi matahari dalam hidup hyung, sebanyak apapun hyung menangis dan terluka, aku akan ada untuk membuat senyum hyung kembali"
Jarinya bergerak diatas kaca jendela yang berembun, mengukir sebuah gambar matahari yang sedang tersenyum lebar.
Lalu tersenyum manis bersama hujan yang masih setia turun membasahi jalanan kota Reykjavik yang dingin.
...
Minhyun duduk diam tak bergeming.
Wajahnya sendu dengan mata sembab yang masih terus saja menangis.
Satu tangannya terus menggenggam erat, seakan enggan melepas.
"Bangun sayang .. Ini hyung .. Katakan pada hyung, bagian mana saja yang sakit ?"
Jaehwan terpejam dengan napas teratur dan stabil.
"Bahu kiri pasien bergeser akibat benturan keras .. Kami juga harus mengeluarkan serpihan kaca yang menancap di beberapa bagian tubuh pasien .. Paha kanannya mendapat 20 luka jahitan karena serpihan kaca yang menancap disana cukup besar .. Tapi Anda tidak perlu khawatir, pasien tidak mengalami luka dalam .. Kepala pasien juga baik-baik saja, hanya luka lebam karena terbentur"
Minhyun terisak bila mengingat ucapan Dokter tadi.
Seluruh tubuh Jaehwan pasti sakit.
Ini sudah hampir tengah malam, namun Minhyun tak bergerak sedikitpun.
Bahkan ia melewatkan makan malam, tak berselera.
"Minhyun hyung"
Suara Woojin membuatnya menoleh.
"Hyung istirahatlah .. Aku yang akan menjaga Jaehwan hyung .. Hyung belum makan malam kan ? Aku belikan hyung makanan dalam perjalanan kesini"
Minhyun menggeleng lemah, "hyung tidak ada selera makan Woojin~ah"
"Minhyun hyung- jangan begitu .. Kalau hyung sakit, siapa yang akan menjaganya nanti ?", bujuk Woojin.
Tangan Minhyun menyeka pelan airmata yang masih saja jatuh.
"Hyung- ayolah .. Menjaga Jaehwan hyung butuh tenaga, hyung tidak boleh sakit"
Minhyun mengalah.
Woojin benar, ia tidak boleh egois pada tubuhnya sendiri.
Jaehwan benci melihatnya sakit, dan ia tak ingin Jaehwan marah karena menolak untuk makan.
Dikecupnya lembut dan perlahan kening yang berbalut perban putih, lalu berbisik, "cepatlah sadar sayang, hyung rindu padamu .. Hyung ingin melihat senyummu lagi .. Malam ini sepi karena kau tidak menceritakan kisah lucu untuk hyung"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
FanficSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.