Minhyun tampak fokus membaca sebuah buku novel, sesekali ia tersenyum saat menemukan kalimat menarik.
Jaehwan mengintip dari balik pintu dengan wajah polosnya.
"Minhyun hyung"
Panggilnya pelan.
"Hmm"
"Kita kehabisan kecap .. Aku akan kebawah sebentar untuk membelinya"
Minhyun mengalihkan fokusnya kepada Jaehwan.
"Biar hyung saja yang beli"
"Tidak usah .. Aku bisa membelinya sendiri"
Sahut Jaehwan.
"Jaehwan~ah .. Hyung yang akan membelinya"
Tatapan Minhyun yang dingin membuat Jaehwan menciut.
Ia mengangguk menurut.
Ia tahu Minhyun tidak suka dibantah.
Minhyun mengacak ringan rambutnya lalu tersenyum kecil.
"Tunggu hyung kembali .. Nanti hyung akan membantumu memasak .. Sekarang istirahatlah dulu sampai hyung kembali, mengerti ?"
"Hngg"
Gumam Jaehwan.
Ia menatap Minhyun yang berjalan keluar lalu menghilang dibalik pintu yang tertutup.
Jaehwan maklum, emosi Minhyun tidak begitu baik siang ini.
Setelah kemarin malam Jaehwan mendengar Minhyun berteriak di kamarnya saat Jaehwan akan menuju dapur untuk minum.
Sudah beberapa kali Jaehwan mendengar teriakan itu, hampir setiap tengah malam.
Ia hanya tak berani bertanya penyebabnya.
Mimpi buruk seperti apa yang terus-menerus membuat Minhyun berteriak didalam tidurnya ?
Jaehwan melirik kedalam sebuah ruangan yang belum pernah ia masuki sebelumnya.
Ia hanya pernah mengintip dari balik pintu saat memanggil Minhyun untuk makan malam.
Namun kali ini ia melangkah masuk dengan perlahan.
Ruangan kecil yang penuh dengan buku-buku koleksi Minhyun, dan juga satu set sofa untuk duduk tenang sambil membaca.
Jaehwan melihat-lihat buku yang terpajang dan tersusun rapi di rak buku.
Mencoba membaca sedikit, lalu mengembalikannya kedalam susunan.
Ia duduk santai pada sofa kecil, menikmati atmosfir ruangan yang membuat Minhyun betah duduk disini.
Lalu perhatiannya beralih pada sebuah novel yang tergeletak diatas meja.
"Hyung pasti sedang membaca buku ini tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
Fiksi PenggemarSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.