"Kau pasti lapar .. Hyung akan buatkan bubur"
Minhyun akan beranjak dari ranjang sebelum Jaehwan menahan lengannya.
Jaehwan hanya diam memandangi Minhyun dengan tatapan sedih.
"Kau harus makan, lalu minum obat .. Hyung juga lapar .. Hyung akan kembali setelah selesai membuatkanmu bubur .. Istirahatnya"
Minhyun mengelus lembut kepala Jaehwan, lalu tersenyum kecil sebelum beranjak dan berjalan keluar kamar.
Jaehwan memandang punggung Minhyun dengan tatapan mata sayu dan wajah sedikit pucat.
Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Sudah cukup lama Jaehwan merasa dirinya aneh, dengan perlahan hatinya mulai menyayangi Minhyun.
Rasa sayang yang dipikirnya sebagai rasa sayang seorang adik terhadap kakaknya.
Tapi ..
Perlahan rasa sayang itu mulai menyakitinya dari dalam.
Ia tidak ingin kehilangan.
Ia takut ditinggalkan.
Ia terluka saat wajah hangat itu berubah dingin ketika menatapnya.
Ini rasa yang aneh, rasa yang tak pernah diharapkannya untuk datang.
Jaehwan memohon agar Minhyun tidak mengusirnya dari sini bukan karena ia takut tak memiliki tempat tinggal.
Jaehwan memohon agar Minhyun tidak pernah meninggalkannya bukan karena ia takut kehilangan semua kenyamanan yang didapatnya sekarang.
Ia memohon untuk dua hal tersebut karena ia tidak ingin kehilangan Minhyun.
Ingin memandang wajah Minhyun setiap hari.
Ingin melihat tingkah Minhyun setiap hari.
Ingin Minhyun memeluknya saat ia sedih.
Ingin melihat Minhyun tersenyum padanya setiap saat.
Lalu rasa apa ini namanya ?
Apakah ia mulai jatuh cinta ?
Pada seorang pria ?
...
Dengan langkah pelan Jaehwan menghampiri Minhyun yang sibuk didepan kompor dengan panci penuh dengan bubur.
Jaehwan tiba-tiba saja menyelipkan kedua tangannya diantara pinggang Minhyun, memeluknya dari belakang, lalu menyandarkan kepalanya dipunggung Minhyun.
"Hangat"
Ia memejamkan matanya sambil sesekali mengusak kepalanya pelan dipunggung Minhyun yang cukup lebar.
"Kau kenapa Jaehwan~ah ?"
Minhyun berusaha tenang meskipun jantungnya berdetak kencang sekarang.
"Hyung masak saja .. Aku hanya ingin memeluk hyung"
Jaehwan makin mengeratkan pelukannya di pinggang Minhyun, membuat Minhyun bahkan tidak dapat bergerak.
Ia tidak ingin saat bergerak nanti Jaehwan melepas pelukannya.
Bubur yang sudah matang pun hanya dibiarkannya diatas kompor dengan api yang telah mati.
Saat ia merasakan Jaehwan melonggarkan pelukannya, ia tahu Jaehwan akan mengakhiri pelukan ini.
Ditahannya tangan Jaehwan.
"Sebentar lagi Jaehwan~ah .. Hanya sebentar saja .. Tolong jangan lepaskan pelukan ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA ~ [MINHWAN] -END-
Hayran KurguSaat kupikir berbeda itu adalah jalan keluar terbaik, namun mengapa malah menjerat lalu menarikku semakin dalam tanpa ingin berusaha untuk membebaskan diri.