Kyungsoo berbalik tidur membelakangi Jennie. Jennie yang melihat itu hanya bisa tersenyum prihatin. Dia tau yang terjadi tadi. Tapi dia bisa apa? Dia hanya pelayan di sini.
"Kau tidak ingin mandi dulu Kyungie-ah?" Tanya Jennie.
Persetan dengan statusnya dan status Kyungsoo, dia hanya ingin menbuat Kyungsoo merasa nyaman. Kyungsoo tidak pernah nyaman dengan panggilan tuan muda. Dia ingin dipanggil dengan namanya atau bahkan nama kecilnya, tapi mau bagaimana lagi? Jennie hanya pelayan dan itu tidak mungkin. Kecuali saat ini.
"Aniya..." gumam Kyungsoo.
"Kyungsoo, Tuan Kim tidak akan--"
"Keluar, aku ingin sendiri," usir Kyungsoo sendu.
Jennie duduk di tepi kasur dan mengelus lembut surai Kyungsoo. Kyungsoo meringkuk. Dia kembali terisak kecil. Lubangnya masih terasa begitu sakit. Bahkan dia tidak bisa memakai celana dan berakhir hanya memakai bajunya yang paling kebesaran.
"Hiks... hiks... kenapa... hiks... kenapa hyung melakukan ini... hiks..." isak Kyungsoo.
"Kyungie-ah, Tuan Kim tidak akan melakukan hal ini seandainya kau tidak membuatnya marah. Apa kau melakukan sesuatu yang salah heum?" Tanya Jennie.
Kyungsoo menepis tangan Jennie. Dia memang salah, tapi kenapa hukumannya harus dilecehkan? Sakit. Seluruh tubuhnya bahkan hatinya berdenyut sakit.
"Kenapa... hiks... hukumannya kenapa dilecehkan... hiks...?" Kyungsoo membalas pertanyaan Jennie dengan pertanyaan lainnya.
Jennie tersenyum miris. Ini pertama kalinya Kai menghukum seseorang dengan cara melecehkannya. Terakhir kali Kyungsoo membuat Kai marah, Kai menyayat seluruh tubuh Kyungsoo dengan pisau. Menyiksanya hingga dia hampir mati.
"Sudahlah," Jennie mengusap air mata Kyungsoo dan tersenyum.
"Kau jelek kalau menangis," Jennie lalu mencubit hidung mancung Kyungsoo gemas.
Kyungsoo perlahan mulai tenang. Dia menatap Jennie dengan pandangannya yang sangat manis.
"Setidaknya mandi dulu dan makanlah sedikit, nanti kamu sakit. Demi aku ya?" Bujuk Jennie.
Kyungsoo mengusap air matanya dan menyedot ingusnya.
"Uhm, demi Jennie," ujar Kyungsoo sambil mengangguk lalu tersenyum manis.
(!!!)
Hyunjin memakan makanan yang telah dimasak Suho dengan lahap sementara Suho tersenyum melihat Hyunjin. Hyunjin sangat manis. Bahkan wajah hingga sikapnya tidak menunjukkan umur aslinya yang hampir menginjak dua puluh tiga tahun.
"Pelan-pelan, Hyunjin-ah," Suho mengusak surai Hyunjin gemas.
"Mama, Kyungie itu seperti apa?" Tanya Hyunjin dengan mulut yang penuh.
Suho menarik kursi di sebelah Hyunjin dan duduk di situ. Suho tersenyum mengingat betapa menggemaskannya Kyungsoo dulu. Entah bagaimana wajah Kyungsoo sekarang. Pasti tetap manis. Atau mungkin bertambah manis.
"Matanya bulat, bibirnya berbentuk hati, senyumannya sangat manis, dan giginya masih mungil dulu, dia sangat manis," ucap Suho.
"Mama punya fotonya?" Tanya Hyunjin kemudian menelan makanannya.
"Um... sepertinya ada, tunggu sebentar," Suho kemudian berdiri dan mulai mencari foto Kyungsoo kecil.
Suho membuka lemari tempat dia menyimpan foto yang ada di dekat meja makan. Hyunjin kembali menyambar sepotong roti dan memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath*KaiSoo (END)
FanfictionPsychopath? Ya, itulah satu kata yang menggambarkan diriku. Satu-satunya yang asli tanpa kepalsuan dari dalam diriku. Seorang Psychopath. {End/8-8-18} (Warning!) (Mature content, BxB/Yaoi [homophobic go away!], M-preg, Psychopath!)