Mata sembab yang sayu itu perlahan terbuka menampilkan iris kelam yang indah. Hal yang pertama ia tangkap adalah kamar yang begitu asing baginya. Kamar dengan perpustakaan pribadi dan nuansa gelap.
Kamar itu sangatlah luas. Pemuda mungil itu bergetar saat merasakan elusan seduktif di perutnya. Dia tau tekstur tangan itu. Lagipula, siapa yang bisa menyentuhnya selain hyungnya sendiri? Pemuda itu, Kyungsoo, meringkuk takut.
"He-hentikan... hentikan... ja-jangan... kumohon... kumohon..." lirih Kyungsoo saat merasakan elusan itu semakin naik hendak menyentuh putingnya.
Tangan besar itu berhenti. Pemiliknya menarik tangannya dan dia membalik tubuh Kyungsoo menghadapnya. Mata bulat itu bertemu langsung dengan mata elang sang pemilik tangan, Kim Kai. Kai menangkup pipi berisi Kyungsoo dan mengecup hidung mancung adiknya.
"Jangan pernah berani menghubungi siapapun tanpa sepengetahuanku sekarang," ujar Kai tajam.
Kyungsoo menunduk. Tubuhnya bergetar dan isakannya kembali keluar. Kai menggeram rendah. Dia mengambil remote kecil yang ada di bawah bantalnya dan menekan tombol on. Seketika pekikan tertahan dari Kyungsoo terdengar dengan beberapa kali desahan tersemat di sana. Tubuh mungil itu menggelinjang. Telat. Dia telat menyadari jika Kai telah memasukan vibrator kecil di dalam analnya.
"A-angh," Kyungsoo menggeliat tak nyaman.
Tangannya merambat mencengkram baju Kai kuat-kuat berharap Kai mengerti dan menghentikan getaran sialan itu. Kai mengerti, tapi dia tidak peduli. Tangan Kai merambat naik dan masuk ke dalam mulut Kyungsoo tanpa aba-aba. Kyungsoo sampai tersedak karenanya. Kai mengobok-obok isi mulut Kyungsoo sehingga desahan Kyungsoo semakin teredam.
"Kau mengerti atau tidak?" Ujar Kai.
"Y-yaahh!! A-akkhuu me-menghertihh! H-hyungh!" Ujar Kyungsoo diselingi desahan dan suara tertahan.
Kai mengeluarkan jarinya yang basah karena saliva Kyungsoo dan mematikan vibrator itu. Kyungsoo mendesah lega. Dia menunduk tidak berani memandang mata tajam milik Kai hingga Kai menangkup pipi berisinya lagi dan membuat mata keduanya bertemu.
"Aku memegang kata-katamu," ujar Kai.
Kai lalu menarik Kyungsoo ke dalam pelukan hangatnya. Kyungsoo menangis dalam diam di pelukan hangat Kai. Kai terdiam dengan mata yang menyayu. Mata itu perlahan meneteskan air mata tanpa diketahui siapapun. Bibirnya bergumam begitu lirih dan bahkan berbisik hingga tidak ada siapapun yang bisa mendengarnya,
"Aku mencintaimu, kumohon jangan pernah pergi seperti ibu dan adikku pergi meninggalkanku sendirian,"
=§=
=§=
==
=§=
=§=
Suara desahan berpadu decitan ranjang terdengr begitu keras memenuhi ruangan kedap suara itu. Chanyeol sang dominan terus merudal hole sempit sang submissive dengan brutal. Tangannya tak berhenti menjamah tubuh ramping bak perempuan itu. Yang lebih mungil, Baekhyun, terus mendesah dengan sesekali memohon agar Chanyeol berhenti. Sejak pagi hingga sore ini Chanyeol terus menghujam lubangnya tanpa ampun.
"AHK BAEKK!!" Chanyeol memekik diikuti pekikan Baekhyun yang menyuarakan nama Chanyeol saat keduanya mencapai pelepasan yang entah ke berapa.
Chanyeol merebahkan tubuhnya di samping tubuh ramping Baekhyun. Dia mengelus pipi Baekhyun yang telah tertidur lelap. Matanya melembut. Tatapannya melembut pula, namun tidak dengan seringaian di bibirnya. Tangan merambat mengelus tubuh telanjang Baekhyun seduktif.
![](https://img.wattpad.com/cover/147344986-288-k467794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath*KaiSoo (END)
FanfictionPsychopath? Ya, itulah satu kata yang menggambarkan diriku. Satu-satunya yang asli tanpa kepalsuan dari dalam diriku. Seorang Psychopath. {End/8-8-18} (Warning!) (Mature content, BxB/Yaoi [homophobic go away!], M-preg, Psychopath!)