Kai memandang berkas di tangannya dengan amarah yang membuncah. Park Chanyeol. Satu nama itu membuat emosinya benar-benar tersulut. Oh, ingatkan dia kalau dia pernah menaruh perasaan pada Park sialan itu. Park Chanyeol dan Yang Jeongin. Mereka memiliki peran besar dalam mengacaukan rencananya. Kalau boleh jujur, Kai membenci keduanya.
"Sehun, bawa anak itu padaku, sekarang!" Ucap Kai dengan penekanan di kata terakhirnya.
Dia menoleh menatap Kyungsoo yang masih tertidur di ranjangnya. Suhu tubuh Kyungsoo sudah lebih baik dari kemarin. Kai tidak ingin Kyungsoonya diambil. Kyungsoo hanya miliknya. Tidak ada seorang pun yang boleh mengambil Kyungsoonya!
"Ba-baik tuan," Sehun dengan cepat keluar dari kamar itu, menyisakan Kai yang mulai berdiri dari duduknya dan mendekati Kyungsoo.
"Kyungie-ya," Kai mengusap pelan pipi gembil Kyungsoo yang sedikit merona karena demamnya dengan ibu jarinya.
"Eugh.. hyung... dingin..." Kyungsoo menggeliat pelan membuat Kai tersenyum tipis.
Lihat? Kyungsoo mengubahnya. Kyungsoo membuatnya terjatuh dalam jurang yang begitu curam. Itu semua Kyungsoo yang melakukannya. Kyungsoo yang membuatnya menjadi seperti ini.
"Kyungie-ya, bangunlah," ucap Kai kemudian mengecup pelipis Kyungsoo.
Selalu seperti ini. Kai selalu khawatir saat Kyungsoo sakit. Selalu menyalahkan banyak orang saat Kyungsoo sakit. Selalu bersikap lembut dan merawat Kyungsoo.
"Kau tidak ingin bangun eoh? Bulan purnama dan bintang malam ini sangat indah, tidak ingin melihatnya?" Ucap Kai kemudian menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pemandangan yang bagi Kai begitu indah.
"Eugh..." Kyungsoo melenguh.
Perlahan, mata bulat yang tadinya terpejam itu terbuka. Kai tersenyum. Senyum yang tulus. Senyum yang tidak pernah dia tunjukkan pada siapapun sebelum hari ini. Kai mengecup kedua mata itu membuat sang empunya mengerjap lucu.
"Sakit..." lirih Kyungsoo.
Kai menaiki ranjang dan langsung memeluk pemuda mungil itu.
"Kyungie, berjanjilah satu hal pada hyung," lirih Kai.
Kyungsoo mendangak menatap Kai. Matanya yang bulat menatap Kai polos.
"Hyung... kenapa menangis...?" Tanya Kyungsoo.
Kai tersenyum lembut. Ah, senyum itu... Kyungsoo merona. Senyum Kai berbeda dari biasanya. Senyum ini tulus dan begitu asli. Kyungsoo mengusap air mata yang menggenang di mata Kai. Dia lalu mengecup bibir Kai, membuat Kai tersentak.
"Kyungie janji, apapun itu," ucap Kyungsoo.
Toh, Kyungsoo masih punya akal. Kai memberikan fasilitas yang tidak main-main selama delapan tahun terakhir ini. Dia masih berhutang budi pada Kai.
"Berjanjilah tidak akan pernah meninggalkan hyung," ujar Kai.
Kyungsoo menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kai dan mengangguk. Dia masih punya rasa tau diri. Kai sudah merawatnya dan ini hanya permohonan kecil dari Kai. Dia tidak merasa terbebani toh. Entah sejak kapan Kyungsoo merasakan jantungnya yang jumpalitan jika berdekatan dengan Kai yang seperti ini. Entah sejak kapan ada banyak kupu-kupu yang beterbangan di perutnya jika dia berdekatan dengan Kai yang seperti ini. Dia suka Kai yang lembut. Sangat menyukainya.
"Tidurlah lagi, hyung harus menemui seseorang, tiga hari lagi ulang tahunmu kan Kyungsoo," ucap Kai lalu mengusap mata bulat itu pelan.
Kyungsoo pelan-pelan memejamkan matanya lagi. Kepalanya terasa begitu sakit dan berputar. Sungguh. Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya dia kembali tertidur dalam dekapan Kai. Kai pelan-pelan melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang. Dia mengecup kening Kyungsoo sayang dan mengusap pipinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath*KaiSoo (END)
FanfictionPsychopath? Ya, itulah satu kata yang menggambarkan diriku. Satu-satunya yang asli tanpa kepalsuan dari dalam diriku. Seorang Psychopath. {End/8-8-18} (Warning!) (Mature content, BxB/Yaoi [homophobic go away!], M-preg, Psychopath!)