*32*

3K 270 41
                                    

Kyungsoo menampilkan senyuman lebarnya saat merasakan tangan Hyunjin melingkar di perutnya. Tangan Hyunjin mengelus perut Kyungsoo yang masih agak rata itu.

"Jadi? Kapan calon keponakanku ini hadir?" Tanya Hyunjin.

"Delapan bulan lagi mungkin?" Ucap Kyungsoo ragu.

Hyunjin melepaskan pelukannya dan membalik tubuh mungil itu menghadapnya. Kyungsoo harus mendangak hanya untuk memandang tepat ke mata Hyunjin.

"Kenapa kau tidak pergi saja dari Kim Kai?" Tanya Hyunjin.

"Aku... aku tidak bisa hyung, bagaimana dengan anakku?" Lirih Kyungsoo.

Persetan dengan dirinya yang straight. Tidak lagi. Dia tidak akan membodohi dirinya sendiri lagi. Dia mencintai Kai dan itulah faktanya. Dia bukanlah pemuda straight.

"Itu bukan masalah Soo-ya, ada hyung, ada papa, dan ada mama," ucap Hyunjin sambil mengelus surai Kyungsoo.

"Nanti sore aku ke Singapore, hyung," ucap Kyungsoo lalu tersenyum kecut.

"Jangan, jangan pergi," Hyunjin mendekap erat tubuh mungil Kyungsoo.

"Hyung, aku janji akan berkunjung sesekali, jangan seperti ini," lirih Kyungsoo.

"Berikan hyung satu alasan untuk membiarkanmu pergi," Hyunjin semakin erat mendekap tubuh Kyungsoo.

"A-aku... aku..." Kyungsoo melepaskan pelukan Hyunjin lembut.

Dia menunduk.

"Aku tidak bisa menjawab sekarang hyung... maaf..." ucap Kyungsoo lirih.

Hyunjin tersenyum masam. Dia lalu menangkup pipi gembil Kyungsoo lembut dan memainkan pipi gembil itu membuat pemiliknya mengerang.

"Kau mencintainya ya?" Ucap Hyunjin kecut.

Kyungsoo menggerutu setelah Hyunjin melepaskan pipinya. Dia lalu mengerucutkan bibirnya kesal dan mengangguk mau tak mau. Hyunjin lalu mengecup kening Kyungsoo sayang.

"Hyung harus ke kantor papa dulu, pagi ini meetingnya membuat papa kewalahan, tidak apakan di rumah sendiri? Mama akan pulang satu jam lagi," ucap Hyunjin.

"Tentu hyung," ucap Kyungsoo lalu tersenyum manis.

Pagi buta tadi Suho pergi untuk mengunjungi rumah orangtuanya dan itu semua dengan sedikit keterpaksaan karena tidak rela meninggalkan putra bungsunya setelah sekian lama berpisah. Kyungsoo berjalan keluar mengiringi Hyunjin. Dia melambaikan tangannya saat Hyunjin mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah mewah itu. Kyungsoo beranjak ke dapur untuk mencari roti. Wah, lucu sekali ketika dia menginginkan roti dan harus menelan rasa kecewa saat mendapati tidak ada roti. Hanya ada bungkusnya saja.

"Kurasa pergi beli roti sebentar tidak masalah, toh dekat sini kan ada minimarket," ucap Kyungsoo sambil mengerucut lucu.

Demi bayinya, so cute right?

Kyungsoo beranjak mengambil jaketnya dan segera pergi. Tak lupa ia mengunci pintu sebelum pergi. Bibirnya terus mengeluarkan siulan nada lagu kesukaannya dan dia meloncat-loncat kecil menuju minimarket. Pemuda mungil itu berhenti saat hendak menyebrang jalan. Jemari lentiknya yang mungil mengelus perutnya sesekali.

"Baby sudah lapar ya? Sebentar ya, mama belikan dulu rotinya," ucap Kyungsoo pada perutnya.

Tidak ada yang menjawab, tapi Kyungsoo yakin jika bayinya tengah mendengarkan di dalam perutnya. Ingin sekali Kyungsoo menimang bayinya itu. Dia juga sangat ingin mengecupnya, memeluknya seerat mungkin. Kyungsoo mulai berjalan dengan kepala yang terus menunduk. Dia tidak memperhatikan jalan sampai tangannya terasa ditarik oleh seseorang. Kyungsoo limbung namun tubuhnya ditangkap. Dan tepat sedetik setelah dia ditarik mundur, sebuah mobil melintas dengan kencang.

Psychopath*KaiSoo (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang