*19*

3.3K 299 17
                                    

Kyungsoo berjalan pelan-pelan menuju ke kelasnya. Senyumnya mengembang meskipun tipis melihat Jeongin duduk dan sedang tertawa bersama teman barunya yang Kyungsoo yakini bernama Lee Felix. Kyungsoo duduk di meja paling pojok. Pemuda manis itu memasang earphonenya dan menyalakan musik dari ponselnya. Kyungsoo memejamkan matanya menikmati musik classic yang didengarkannya. Sekelebat bayangan dimana Kai yang tertidur di sofa pagi tadi dengan suhu tubuh yang bukan main panasnya itu membuat Kyungsoo kembali membuka matanya. Dan disaat bersamaan seseorang bergigi tupai mencopot earphone Kyungsoo.

"Huh?" Kyungsoo menyipitkan matanya memandang pemuda bergigi tupai itu dengan tatapan heran.

"Tck, jahat sekali, kitakan baru bertemu minggu lalu," omel pemuda itu.

Kyungsoo mengernyit, tapi pelan-pelan matanya membola.

"Jisung?!" Pekik Kyungsoo dengan mata berbinar.

"Nah! Kau mengingatku juga!" Seru pemuda yang kita ketahui bernama asli Han Jisung itu.

"Kau mengecat rambutmu? Dan apa-apaan potongan rambutmu itu?" Kyungsoo kembali memicingkan matanya memandang Jisung yang terlihat berbeda dengan potongan rambut barunya dan warna rambut merah batanya itu.

"Hehehe, tapi cocok denganku kan?" Tanya Jisung.

"Yayaya, terserahmu saja," gerutu Kyungsoo.

Jisung itu sebenarnya anak yang baik, hanya saja dia terlalu membanggakan dirinya. Jisung meletakkan tasnya di samping Kyungsoo yang mendapat tatapan heran dari Kyungsoo.

"Apa?" Tanya Jisung.

Kyungsoo menggeleng pelan. Dia memandang ke buku yang tadi hendak dia baca sebelum mengingat Kai dengan pandangan nanar. Kyungsoo menghela nafasnya. Tapi Kyungsoo benar-benar harus menelan semua rasa sedihnya itu saat Jisung tiba-tiba menariknya.

"Y-Ya!!! Kau mau membawaku kemana eoh???" Jerit Kyungsoo kaget.

"Jisung!" Suara Jeongin membuat Kyungsoo dengan cepat menepis tangan Jisung.

Jisung berbalik dan memandang Jeongin yang menghampirinya dengan Felix.

"Huh? Kenapa? Kalian juga ingin bertemu dengan Minhoku?" Tanya Jisung.

"Ani, kami kan sudah bertemu dengan kekasih mesum bin genitmu itu," gerutu Felix.

"Lalu? Aku ingin mengenalkannya pada Kyungie," gerutu Jisung.

"Hah? Jadi kau mau mengenalkanku dengan kekasihmu? Tidak terimakasih," Kyungsoo yang tadinya diam langsung buka suara.

"Jalangnya Kim Kai takut dimarahi tuannya jika bermain dengan pria lain nih?" Sindir Felix.

Kyungsoo menggigit bibir bagian bawahnya.

"Itu tidak benar," cicit Kyungsoo.

"Hah? Jalang apa? Kai Hyung kan sangat menyayangimu kau bilang dulu," ucap Jisung heran.

"Tck, kebodohan macam apalagi ini? Apa kau sedang bermain drama Tuan muda Kim?" Sindir Felix sekali lagi.

Jeongin hanya diam memperhatikan Kyungsoo yang tidak menjawab. Kyungsoo menundukkan kepalanya semakin dalam. Dia begitu ingat kata-kata Kyungsoo yang hanya mengasihaninya, tapi sekarang? Kyungsoo terlihat seperti anak polos dengan sejuta masalah dan beban di pundaknya.

"Ada apa eoh? Apa yang Felix katakan itu benar? Kenapa kau diam saja Kyung?" Tambah Jeongin.

Kyungsoo mendangak. Dia memandang kedua pemuda di hadapannya dengan senyum manisnya yang mampu membuat siapapun meleleh. Sayang, senyum itu bukanlah senyum manis yang menunjukkan keceriaan, tapi sebuah senyum yang menunjukkan kepedihan yang teramat sangat. Matanya bahkan sudah berair, tapi semua itu dia tutupi dengan senyum manisnya yang begitu terlihat tulus. Tidak seperti Kai yang susah sekali membentuk seulas senyum sekalipun hanya sebatas senyum palsu, Kyungsoo bisa dengan mudah membuat senyum itu, baik palsu maupun asli.

Psychopath*KaiSoo (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang