Ambitions 3

5.6K 470 0
                                    

Berpura-pura bahwa kita baik-baik saja tidak merubah apapun, tetapi setidaknya dengan itu kita bisa menutupi bahwa kita itu tidak lemah


Ali dan Rianti dibuat heran dengan seluruh siswa-siswi yang berlarian ke arah kantin. Sebenarnya Ali dan Rianti sudah menebak bahwa ini pasti berkaitan dengan Prilly.

"Eh.. pada ngapain sih ke sana?" tanya Ali pada salah satu siswa yang hendak berlari.

 "Prilly" ujar siswa itu singkat kemudian melanjutkan larinya ke arah kantin.

"Udah ketebak" gumam Ali. Rianti menepuk-nepuk pundak Ali.

"Sabar Li, belum tentu kali ini Prilly buat ulah" ujar Rianti.

Ya, ini tepat 3 bulan Ali berada di sekolah ini. Jadi Ali juga sudah hafal seperti siswa-siswi lainnya jika Prilly adalah biang onar. Tiada hari tanpa onar dari Prilly. Dan Ali kini sudah menjabat sebagai ketua OSIS, Ali semakin geram melihat tingkah Prilly.

Ali sedikit heran, padahal Prilly ini anggota OSIS, sekertaris pula. Tapi Prilly selalu menjadi biang kerusuhan dan anehnya mengapa Prilly tidak dikeluarkan saja dari anggota OSIS. Setidaknya itu bisa membuat sedikit nama baik OSIS SMA mereka menjadi lebih baik.

"Gausah banyak belain dia, udah ayo kita lihat sendiri" ujar Ali gemes. Ali menarik tangan Rianti untuk menuju ke kantin.

Sesampainya di sana, sudah banyak siswa-siswi yang membuat kerubungan sehingga Ali dan Rianti sedikit sulit untuk menerobos kerumunan itu.

Ali tetap menggandeng tangan Rianti dan berusaha untuk maju ke bagian paling depan. Ali penasaran dengan apa yang terjadi di depan sana.

Sesampainya di depan cowok itu tercengang saat melihat Prilly yang sedang mencekik leher seseorang yang tak lain adalah Renata.

Padahal Prilly tidak terlalu kuat mencekiknya tetapi Renata berpura-pura sangat kesakitan saat melihat Ali datang. Renata membuat wajahnya semelas mungkin.

"Prill, lepasin" teriak Ali. Kemudian Ali melepaskan cengkraman tangan Prilly dari Renata secara paksa.

Prilly geram, lagi-lagi Ali selalu melihat di sini Prilly lah yang salah. Prilly menghempaskan tangannya dari tangan Ali.

"Uhuk, uhuk.. Ali makasih ya kamu udah nolongin aku" ucap Renata dengan nada yang dibuat-buat.

"Ri, bawa Renata ke UKS. Dia butuh istirahat. Dan Lo ikut gue" ujar Ali.

Rianti mengangguk kemudian memapah Renata untuk ke UKS. Sementara itu, Ali menarik paksa tangan Prilly.


"Lo semua bubar" teriak Ali. Semua yang ada di sana bubar seketika kembali kepada aktifitas mereka masing-masing.

"Lepasin gue" ujar Prilly datar. Ali tak menghiraukan ucapan Prilly. Ali semakin kuat mencengkram tangannya Prilly dan terus menyeretnya.

"Awshhh.. Ali lepasin gue" teriak Prilly. Prilly merasakan sakit di tangannya.

Ali menghempaskan tubuh Prilly hingga membuat tubuh mungil itu terjerembab ke dinding. Bukannya merasa bersalah, Ali malah melotot tajam ke arahnya. Sementara Prilly mengelus-elus tangannya yang terlihat kemerahan karena cengkeraman tangan Ali dan merintih kesakitan karena punggungnya membentur dinding.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang