Ambitions 12

5.4K 417 3
                                    

Seorang pria tengah membawa kopernya keluar dari bandara Soekarno-Hatta dengan tergesa-gesa. Sepertinya ia sedang buru-buru untuk pergi ke suatu tempat. Hal ini dapat dilihat dari raut wajahnya.

Pria itu menaiki taksi yang sudah ia pesan sebelumnya. "Pak ke komplek Citra Permai blok A6 ya" ujar pria itu. Supir taksi itu mengangguk kemudian melajukan taksinya ke alamat yang dimaksud penumpangnya.

Sedari tadi pria itu mencoba menghubungi seseorang namun sepertinya tidak tersambung karena tidak diangkat. Keputusannya bulat untuk langsung mengunjungi rumah orang yang ingin ia temui.

Pria itu mengambil sebuah foto dari sakunya dan mulai memandangi kembali foto itu. Sejak di pesawat sampai saat ini, pria itu masih berharap bahwa orang yang ingin sekali ia temui tidak menolak kehadirannya. Rasa bersalahnya kembali saat dia kembali mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

"Maafin gue" gumam pria itu yang kemudian memasukkan foto itu kembali ke saku bajunya.

"Sudah sampai dek" ujar supir taksi itu.

Pria itu melihat ke sekitar, ternyata memang benar mereka sudah sampai tujuan. Pria itu membayar argo taksi yang tertera.

Supir taksi ikut turun untuk membantu mengeluarkan koper milik pria itu. "Makasih ya pak" ujar Pria itu.

"Sama-sama dek" sahut si supir taksi kemudian kembali masuk ke dalam taksi dan berlalu meninggalkan pria itu.

Pria itu mengamati rumah yang ada di hadapannya. "Semoga Lo masih tinggal di sini" ujar Pria itu. Kemudian memantapkan hati dan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah itu.

Pria itu mengetuk pintu berwarna putih itu dengan hati-hati. Perasaannya sangat tegang kali ini.

Tiba-tiba pintu berderit dan menampilkan sosok Siska. Pria itu mengernyit karena tidak mengenali wanita cantik yang ada di hadapannya ini.

"Maaf cari siapa ya?" tanya Siska pada tamu yang mengetuk pintu rumahnya.

"Mmm... Prilly nya masih tinggal di sini kan Tante?" tanya pria itu.

"Iya benar" sahut Siska mengangguk.

Senyum langsung mengembang di bibirnya. "Prilly nya di mana Tante?" tanya pria itu lagi.

"Aduhhh.. Prilly baru aja pergi sama temennya. Soalnya temen satu kelas Prilly ada yang lagi ulangtahun" ujar Siska tak enak hati.

"Oh gitu ya Tante" ujar pria itu kecewa. Dia berharap bisa bertemu Prilly malam ini juga.

"Iya, baru sekitar satu jam yang lalu gitu perginya" timpal Siska.

"Tante tau alamat pestanya di mana?" tanya pria itu. Dia tak mau menyerah karena dia benar-benar ingin bertemu Prilly malam ini juga. Tak peduli resiko apa yang harus ia tanggung, karena dia masih dihantui rasa bersalahnya pada Prilly.

"Bentar deh, tadi kayaknya Prilly ada bilang. Di mana ya?" ujar Siska mengingat-ingat alamat rumah teman Prilly yang sedang ulangtahun.

"Ah iya Tante inget. Kalo ga salah di komplek Bintara City blok 2" ujar Siska lagi setelah berhasil mengingat alamat itu.

"Makasih ya Tante. Saya bisa nitip koper saya di sini sementara kan Tante" ujar pria itu girang.

"Oh iya bisa. Titip aja" ujar Siska. Siska juga menerka-nerka siapa sebenarnya pria ini, mengapa ingin sekali bertemu dengan keponakannya.

"Makasih sekali lagi Tante. Saya pamit" ujar Pria itu kemudian menyalam Siska lalu pergi dari hadapan Siska.

Pria itu menunggu taksi lewat namun tak kunjung lewat. Pria itu bolak-balik berdecak kesal. Rasanya benar-benar tak sabar untuk bertemu Prilly.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang