Ambitions 8

5.7K 426 0
                                    

Cinta tidak pernah memilih pada siapa hatinya akan berlabuh. Sadar atau tidak cepat atau lambat kamu pasti merasakannya



"Ali pulang"..... seru Ali yang nyelonong masuk ke dalam rumah dan langsung menuju dapur. Ali yakin malaikat tanpa sayap nya itu ada di dapur jika jam segini.

Ali melihat Mama nya yang tengah memasak langsung memeluk dari belakang. Resi yang merasa geli dengan kelakuan manja putra semata wayangnya itu langsung membalikkan tubuhnya dan memukul pelan kepala Ali.

"Aduh Ma, kok di getok sih" ringis Ali yang mengusap-usap bekas pukulan Mama nya.

"Siapa suruh kamu gangguin Mama masak" ujar Mama Resi yang sudah sibuk kembali mengaduk-aduk masakannya.

Ali merebut tangan kanan Mama lalu menyalaminya. Resi senang karena puteranya ini masih belum melupakan kewajibannya.

"Gitu aja kesakitan. Mama kan mukulnya pelan" cicit Resi.

Ali cuma bisa nyengir lalu duduk di mini bar yang menjadi pembatas dapur dan ruang makan rumah mereka. Jika jam pulang sekolah tidak terlalu lambat, Ali selalu menyempatkan diri untuk selalu menemani Resi memasak.

Ali sudah tidak memiliki Papa, yang Ali miliki saat ini tinggallah Resi, Mamanya. Karena itu Ali sangat manja kepada Resi dan sangat menyayangi Mama nya itu. Bahkan Ali tak segan-segan untuk curhat tentang apa saja kepada Resi. Unyu ga sih kalo cowok begitu?

Resi juga memutuskan untuk menyerahkan perusahaan suaminya agar dikelola oleh adik kandungnya, Fatan karena Resi ingin selalu menghabiskan waktunya bersama Ali.

Resi sesekali memperhatikan Ali. Tak biasanya Ali diam seperti ini. Biasanya Ali tidak akan berhenti mengoceh tentang apa saja yang baru ia lewati di sekolahnya.

Setelah menyiapkan pekerjaannya, Resi mematikan kompor gas dan menuangkan isi masakannya ke dalam mangkuk.

"Kamu kenapa? Kok tumben diem? Biasanya juga recok" ujar Mama sambil berjalan meletakkan mangkuk ke atas meja makan.

Ali menimang-nimang apakah ia akan memberitahu kepada Mamanya atau tidak. Ali takut Mamanya malah mentertawakan nya, karena kali ini ceritanya sangat rumit.

"Ma.." gumam Ali.

Resi yang merasa dipanggil menaruh perhatiannya kepada Ali. Resi merasa kali ini Ali sangat memerlukan solusi, terlihat dari wajah Ali bahwa Ali sedang dalam keadaan yang membingungkan. Resi memutuskan untuk duduk tepat di samping Ali.

"Cerita dong. Tentang apaan sih?" tanya Mama Resi saat sudah benar-benar berada di samping Ali.

"Ali bingung Ma. Tapi mama jangan ketawa ya. Ali juga ga tau kenapa" ujar Ali dengan nada ancaman.

"Kamu kenapa sih, belum denger aja mama udah merinding deluan" ujar Mama Resi diiringi kekehan kecilnya.

"Ck.. Mama ah ga asik" kesal Ali.

"Hmmmm iya iya. Udah ayo cerita" pinta Mama Resi.

"Jangan potong cerita aku ya Ma" instruksi Ali. Mama resi mengangguk cepat dan menyiapkan kedua telinganya untuk menjadi pendengar yang baik buat Ali.

"Ma, cewek tu kenapa ngebingungin banget sih? Ali ga bisa nebak perasaan mereka. Mereka bilang A, terus pas cowoknya nge-iya in, nyatanya dia ga bahagia sama yang A tadi"

Resi tertawa mendengar penuturan Ali. Ternyata ini tentang wanita. Gadis mana yang berhasil mencuri hati anaknya ini.

"Kok Mama ketawa sih. Ah Ali males cerita nih kalo gini. Ga asik" rajuk Ali.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang