Ambitions 35

9.8K 520 31
                                    

Jika aku bisa memutar balik waktu. Aku pastikan cahaya itu akan mengalahkan kegelapan. Aku akan menghabiskan setiap jam, di setiap hariku untuk menjagamu agar tetap aman.


"Surat?," tanya Ali tak percaya saat Prilly menyerahkan sebuah amplop kecil.

"Dari siapa?," tanya Ali lagi.

"Disitu tertulis dari Damar untuk Rianti," ujar Prilly.

"Kamu ketemu Damar?," tanya Ali tak percaya.

Prilly menggeleng berusaha menutupi kebenaran demi memenuhi permintaan terakhir Damar.

"Terus kamu nemuin dimana surat ini?."

"Di bawah pintu ruang rawat Rianti," jelas Prilly.

Ali mengepalkan tangannya karena merasa kesal. Ternyata Damar datang tapi tidak menemui Rianti sama sekali.

"Itu punya Rianti, jangan dirusak," pinta Prilly.

"Rianti ga perlu tau surat ini. Dia udah bisa lupain Damar. Dia akan hancur lagi kalau tau Damar datang dan ngasih dia surat," ujar Ali.

"Lo ga boleh gitu Li. Rianti perlu tau apa alasan Damar ninggalin dia begitu aja," ujar Prilly berusaha menenangkan Ali.

"Alasannya udah jelas. Dia sendiri yang bilang kalo dia ga mau ngurus orang buta kayak Rianti," geram Ali.

"Apapun alasannya Rianti harus tau," ujar Prilly meyakinkan.

Ali diam lalu menyerahkan surat itu pada Prilly.

"Ada kabar baik yang perlu Lo tau,"

"Rianti dapat donor mata," ujar Prilly.

"A-apa?," tanya Ali tak percaya.

"Iya, tadi dokter yang nanganin Rianti bilang kalau Rianti udah dapat donor mata," jelas Prilly.

"Ini serius Prill?," tanya Ali lagi.

"Iya, kita semua harus dukung Rianti. Ini kabar bahagia," ujar Prilly.

Ali sontak memeluk Prilly karena sangat bahagia. Sebentar lagi sahabatnya akan mendapatkan donor mata dan akan bisa melihat lagi.

"Ehmm," deheman Arbani membuat Ali melepaskan pelukannya pada Prilly.

"Lo kayaknya dari kemaren ganggu mulu ya," kesal Ali.

"Lo hargain gue dong. Gue sahabatnya Prilly," balas Arbani.

"Zikir Lo ga ada yang lain apa selain gue sahabatnya Prilly," ujar Ali kesal sambil meniru gaya bicara Arbani.

Arbani tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ali yang sangat jelek.

"Lo cocok ikut kontes meniru," ujar Arbani disela-sela tawanya.

"Kok malah berantem. Udah ayok cepat mendingan kita bicarakan sama Rianti," ujar Prilly.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kamar Rianti yang sudah ada Ricky di dalamnya.

Sesampainya di sana, mereka mendapati Rianti yang tengah duduk mendengarkan lawakan klasik ala Ricky.

"Nyampe juga yang ditunggu-tunggu," ujar Ricky saat melihat kedatangan Ali, Prilly dan Arbani.

"Ada kabar bahagia yang harus didengar sama Rianti," ujar Ali.

"Bahagia?," tanya Rianti.

"Damar udah ketemu? Lo udah nemuin Damar Li?," tanya Rianti antusias.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang