Ambitions 13

5.5K 401 3
                                    

Nyatanya orang yang paling menyakiti kita adalah orang yang paling kita sayangi


Pesta malam itu memang sesuai dengan rencana Renata, tetapi rasanya kurang sempurna karena kedatangan pria yang menyelamatkan Prilly.

Renata tidak menyangka akan seperti ini endingnya. Tetapi mungkin dari kejadian ini Renata bisa memanfaatkan kesempatan untuk merebut posisi Prilly karena Renata yakin saat ini Ali sudah benar-benar membenci Prilly.

"Lo keterlaluan Ren" ujar Ali dengan datar saat Ali berada di hadapan Renata.

"Gue keterlaluan? Lo ga liat sahabat Lo disakitin sama si Prilly?" tanya Renata balik.

"Gue tau Prilly udah kasar sama Rianti, tapi Lo ga bisa seenaknya mempermalukan dia di pesta Lo dan dorong dia sampe jatoh. Kalo dia mati gimana?" Seringai Ali.

"Ya bagus dong. Biar dia ga ada sekalian di dunia ini" jawab Renata santai.

"Dan yang bakalan bertanggung jawab itu Lo" tunjuk Ali tepat di depan wajah Renata.

Kali ini Renata bungkam tak menjawab apa-apa. Renata merasa takut saat mendengar ucapan Ali yang terakhir.

"Kalo cowok yang nolongin Prilly tadi ngelaporin ke polisi, Lo adalah orang pertama yang bakal diseret ke kantor polisi karena kejadiannya itu di rumah Lo" lanjut Ali lagi.

"Gue juga bakalan bawa orang yang terlibat" ujar Renata gugup.

Mendengar hal ini membuat Ali merasa heran. Apa maksud tersirat dari ucapan Renata barusan. Rianti tak tinggal diam.

"Li.. udah malem. Pulang yok" sergah Rianti cepat-cepat agar menyudahi obrolan Ali dan Renata karena Rianti tidak ingin Renata berbicara terlalu banyak lagi. Bisa-bisa Ali curiga dengan ulah mereka berdua.

"Tunggu Ri, apa maksud Lo Ren?" tanya Ali lagi pada Renata. Ali tidak peduli dengan ajakan Rianti.

"Li.. udah ayok pulang. Gue sakit" bohong Rianti.

Kali ini mau tak mau Ali menurut saja pada Rianti. Ali membawa Rianti pulang dari rumah Renata. Satu persatu orang-orang yang ada di pesta Renata pergi meninggalkan pesta yang sudah selesai itu.

Renata tidak tau mau senang atau kesal. Senang karena Prilly berhasil ia permalukan di depan seluruh tamu undangannya dan kesal karena ada yg merusak rencananya.

Renata mengambil ponselnya dan mulai mengetikkan sebuah pesan lalu mengirimnya pada seseorang.

Senyum jahatnya tercipta seketika membuat kesan wajahnya menjadi terlihat kejam.

"Ren.. gila Lo, tadi itu nekat banget" ujar Tara.

"Ya biarin ajalah. Bukan urusan gue juga" sahut Renata santai tanpa rasa takut dan bersalah sedikitpun.

"Eh tapi btw.. Lo tau dari mana berita tentang nyokap nya Prilly?" sambung Clara.

"Itu bukan urusan Lo berdua. Yang penting gue seneng karena kedok Prilly kebongkar. Gue pastiin senin nanti dia bakalan semakin dibenci banyak orang" Renata tersenyum puas membayangkan hal apa yang akan terjadi ke depannya.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang