Ambitions 27

4.5K 357 6
                                    

Detak ini mulai meredup, lekuk bibir pun tak lagi melengkung, mulai mencari tembok dan menabur tanya tentang malam ini dan janji sore tadi.


Keadaan Prilly pagi ini bisa dikatakan sudah baik-baik saja. Demamnya juga tak setinggi kemarin malam.

Pagi-pagi sekali Arbani sudah datang untuk melihat keadaan sahabatnya itu. Akan tetapi Tante Siska mengatakan bahwa Prilly sama sekali tidak ingin dijumpai oleh siapapun.

Arbani sangat kecewa mengetahui hal ini. Cowok itu tau bahwa Prilly saat ini belum ingin dijumpai karena air matanya tidak ingin dilihat oleh siapapun.

"Tapi Prilly mau makan kan Tante?," tanya Arbani khawatir.

"Tadi Tante anterin sarapan, Prilly buka pintu kok. Sepertinya dimakan sama Prilly," ujar Tante Siska.

"Syukurlah kalau begitu Tante," ujar Arbani lagi. Kini mereka tengah berdiri di depan pintu kamar Prilly.

"Ban, kamu ga mau ngasih penjelasan sama Tante kenapa Prilly bisa sampai seperti itu tadi malam," pinta Tante Siska.

Arbani terdiam sejenak, tidak tau hal apa yang akan ia katakan. Kalau Arbani mau, ia pasti sudah mengatakan bahwa Prilly seperti ini karena menunggu Ali yang tidak menepati janjinya.

Tapi Arbani bukan sosok licik yang suka menjatuhkan rivalnya. Apalagi ia tau bahwa Prilly sangat nyaman berada di samping Ali.

"Arbani?," Tante Siska mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan Arbani.

"Ah, iya Tante. Arbani kurang tau," ujar Arbani.

"Pas Tante bilang Prilly lagi keluar, Arbani coba nyusul. Tanpa sengaja ketemu di taman komplek ini Tante," terangnya lagi dengan tenang.

"Tapi sepertinya Prilly dalam keadaan yang ga baik-baik aja ban," ujar Tante Siska. "Seperti ada yang nggak beres," lanjutnya lagi.

"Tante Arbani pamit dulu ya," ujar Arbani cepat agar Tante Siska tidak lagi bertanya-tanya banyak hal padanya.

Arbani menyalami tangan Tante Siska kemudian bergegas pergi dari rumah Prilly. Tujuan utamanya kali ini adalah untuk mencari Ali.

Tante Siska yang melihat kepergian Arbani hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tingkahnya terlihat aneh.

"Apa ini ada hubungannya sama Ali ya," gumam Tante Siska.

Ketika Arbani hendak membuka pintu, Arbani melihat seseorang tengah berdiri di depan rumah Prilly.

"Ngapain Lo ke sini?," tanya Arbani tak senang.

Ya orang itu adalah Ali. Ali baru saja sampai ke rumah Prilly dan baru saja ingin menekan bel rumah, tetapi pintu mendadak dibuka dan menampilkan sosok Arbani.

"Prilly mana?," bukannya menjawab Ali malah bertanya balik. Raut wajahnya terlihat sangat cemas. Ali sudah berkali-kali mencoba menghubungi Prilly namun hasilnya nihil. Ponsel cewek itu tidak bisa dihubungi.

Ali tau dirinya telah melakukan kesalahan besar karena melewati janji mereka kemarin malam. Untuk itu Ali datang ingin meminta maaf kepada Prilly.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang