Ambitions 14

5.5K 417 11
                                    

Siswa-siswi SMA Cakra Buana sepertinya tidak henti-hentinya dibuat heboh dengan perkara-perkara yang tak terduga.

Seperti di Senin pagi ini, seorang cowok ganteng yang notabenenya adalah Arbani, yang mereka tau sebagai cowok penyelemat Prilly di pesta Renata lusa malam kini tengah berjalan santai di koridor sekolah mereka.

Arbani memakai seragam sekolah yang sama seperti mereka, hal ini dapat dipastikan bahwa Arbani akan menjadi anak baru di sini dan dapat dipastikan jumlah cowok-cowok ganteng akan bertambah.

Ya SMA Cakra Buana terkenal dengan cowok-cowok gantengnya. Dan Arbani akan menjadi salah satunya.

Kasak-kusuk mulai terdengar dari awal hingga penghujung koridor tempat Arbani berjalan.

"Eh itu kan cowok yang nyelamatin Prilly"

"Eh mana? Eh iya. Ganteng banget sih"

"Ya Ampun cool banget"

"Ali lebih ganteng"

"Gantengan gue lah"

"Ganteng sih, tapi kenapa harus seperhatian gitu sih sama si Prilly"

"Dia anak baru di sini ya"

"OMG gue meleleh liatnya"

Itulah sekiranya kasak-kusuk mereka yang masih dapat didengar oleh Arbani.

Sepanjang langkahnya, Arbani seperti menangkap satu hal. Semua yang ada di sana seperti tidak menyukai Prilly, itulah yang dapat Arbani simpulkan. Tapi mengapa? Arbani belum tau apa alasannya. Dan mungkin Arbani akan mengetahuinya suatu saat nanti, itulah alasan kuat Arbani untuk berada di satu sekolah yang sama dengan Prilly.

"Eh sorry" ujar Arbani yang tak sengaja menabrak bahu seseorang. Arbani melamun dan tak fokus.

"Santai" balas orang tersebut. Dia adalah Ali. Ali mengamati wajah familiar yang baru saja menabraknya itu. Dia? Bukannya dia orang yang menyelamatkan Prilly malam itu. Batin Ali.

Arbani juga berusaha mengingat wajah Ali apakah Ali ada di pesta malam itu. Dan ya, Arbani ingat. Lelaki itu adalah orang yang jaraknya paling dekat dengan Prilly saat Prilly tercebur malam  itu tetapi dia tak berusaha menyelamatkan Prilly nya.

Seketika wajah mereka sama-sama berubah menjadi datar. Ali tidak suka ditatap seperti itu oleh Arbani. Menurut Ali wajahnya terlalu angkuh dan sok hebat.

Tanpa banyak basa-basi, Ali bergegas meninggalkan Arbani. Diberikan tatapan seperti itu membuat Ali tak nyaman. Mungkinkah Prilly menceritakan tentangnya pada Arbani, Ali menerka-nerka dalam hatinya.

Arbani berbalik dan menatap siluet tubuh Ali hingga menghilang saat masuk ke dalam kelas yang di atasnya tertera XI IPS 1.

"Oh dia teman sekelas Prilly" Batin Arbani. Kemudian Arbani memilih untuk melanjutkan langkahnya ke ruang kepala sekolah.

Soal Prilly, Prilly tidak tau sama sekali tentang Arbani yang akan masuk di sekolah yang sama dengannya. Saat malam itu, Arbani hanya berkata bahwa dirinya sedang dalam masa liburan dan akan kembali ke Aussie.

Prilly yang tau bahwa pagi ini akan ada gosip heboh tentang dirinya yang menjadi bahan olok-olok dari Renata memilih untuk memakai earphonenya. Prilly sengaja mengeraskan volume ponselnya agar tak mendengar suara-suara sumbang dari orang-orang bodoh seperti mereka.

Benar saja dugaan Prilly, sekeras apapun Prilly berusaha tegar. Tetap saja Prilly merasa dirinya sedang dibicarakan saat itu. Semua mata menatap tak enak ke arahnya, namun Prilly tak ingin ambil pusing. Cewek itu tetap melangkah secepat mungkin agar cepat sampai ke dalam kelas.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang