Ambitions 25

5.9K 402 12
                                    

Ada kekuatan di antara kita berdua. Seperti sebuah listrik yang dapat kita gunakan  untuk menerangi sebuah kota bahkan dunia jika seandainya kita tahu caranya. Ada sesuatu di antara kita, kau dan aku. Hanya saja kita tidak tau bagaimana awalnya.


"Kita di mana?," tanya Prilly saat mereka sudah sampai ke tempat yang dijanjikan oleh Ali. Cuacanya masih dingin karena mereka pergi pagi-pagi sekali.

"Ini Punthuk setumbu, tempat kita ketemu pertama kali," ujar Ali.

"Yang difoto ga begini," ujar Prilly lagi.

"Tempat ini banyak berubah. Semakin direnovasi untuk lebih menarik katanya," ujar Ali.

Prilly mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian melanjutkan langkahnya mengekori Ali.

Mereka kini berada di atas puncak. Ali susah payah membawa Prilly untuk cepat sampai ke tempat ini.

Mata Prilly langsung menatap betapa indahnya panorama alam Yogyakarta dari atas puncak Punthuk setumbu. Prilly jadi ragu bahwa dia pernah kesini sebelumnya.

"Suka?," pertanyaan Ali menyadarkan kekaguman Prilly. Prilly hanya mengangguk kecil agar tidak kentara terlalu norak dan takut dibilang lebay.

"Bentar lagi matahari terbit, gue sengaja bawa Lo jam segini biar kita bisa lihat sunrise bareng," ujar Ali tulus.

"Kenapa?," tanya Prilly.

"Kenapa apanya?," Ali balik bertanya karena tidak mengerti maksud Prilly. Hati cewek di hadapannya sebenarnya terbuat dari apa sih, ga ada termehek-mehek nya kalo lagi diromantisin.

"Kenapa Lo sengotot itu mau buktiin kalo gue ily," ujar Prilly to the point.

"Karena gue yakin Lo emang ily," jawab Ali santai.

"Bertolak belakang Li" ujar Prilly. "Gimana bisa Lo menghilangkan rasa benci Lo ke gue begitu cepat cuma karena Lo yakin kalo gue ily," lanjutnya lagi.

"Gue ga pernah bilang kalo gue benci sama Lo," Ali menatap manik mata hazel milik Prilly.

"Gue juga ga tau apa yang terjadi sama gue. Pertama kali gue lihat Lo di kelas waktu itu, gue merasa ada yang beda. Gue ga suka sama semua sikap dan sifat Lo, tapi gue ga bisa benar-benar ga suka sama Lo, gue ga bisa benar-benar benci sama Lo," jelas Ali.

"Dan ini ternyata, waktu menjawab semuanya. Tuhan kasih petunjuk atas rasa ganjil di hati ini. Lo orang yang gue cari dan gue tunggu-tunggu selama ini," lanjutnya lagi.

"Kalau nyatanya gue bukan orang itu, apa Lo akan tetap bersikap begini sama gue?," tanya Prilly.

"Lo ily, gue yakin" ujar Ali bersikeras. Ucapannya terdengar dingin seketika.

"Gue tanya kalau ternyata bukan apa tindakan Lo selanjutnya?," Prilly juga bersikeras ingin pertanyaannya dijawab Ali.

Ali diam tak tau harus menjawab apa. Entah mengapa hatinya mengatakan bahwa cewek di sampingnya memang benar-benar ily. Tapi mengapa pertahanannya seakan roboh saat Prilly juga bersikeras bahwa bagaimana seandainya dia bukan ily. Ali juga tidak tau tindakan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

"Apa Lo bakalan jauhin gue lagi?," lontaran pertanyaan dari Prilly membuat dadanya sesak seketika seperti ada rasa tak rela.

"Selama dua bulan itu belum habis gue akan tetap berusaha meyakinkan kalo Lo itu emang ily," jawab Ali.

"Kalo gitu biarin gue egois selama dua bulan ini," ujar Prilly.

Ali semakin tidak mengerti apa sebenarnya maksud dati perkataan Prilly. Cewek ini seperti sebuah teka-teki baginya.

Ambitions {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang