Bab 8

3.2K 496 39
                                    

.

.

.

.

.

Hoseok akhirnya menyerah dan pergi berdansa dengan salah seorang gadis yang telah main mata dengan mereka ketika mereka berjalan masuk ke klub. Dia datang ke sini untuk bersenang-senang

dan Jungkook membutuhkan pengalihan tapi sekarang saat dia sudah disini yang ingin Jungkook lakukan hanyalah segera pergi. Meminum bir, Jungkook tidak mencoba untuk membuat kontak mata dengan siapa pun.

.

Terus menunduk dan cemberut. Itu tidak sulit untuk dilakukan. Ucapan Johoon itu terus berputar di kepalanya. Jungkook takut...Tidak, dia terlalu takut untuk membiarkan dirinya percaya bahwa Taehyung akan kembali ke sini. Dia telah melihat wajahnya malam itu di kamar hotel. Taehyung begitu kosong. Emosi di matanya hilang. Dia telah selesai -dengan nya, dengan Ayahnya, dengan segala sesuatu nya. Cinta itu kejam. Sangat kejam.

.

Kursi bar di samping Jungkook berbunyi di lantai saat itu di duduki. Jungkook tidak melihatnya. Dia tidak ingin siapa pun untuk berbicara dengannya sekarang. "Tolong katakan padaku bahwa mimik cemberut di wajah tampanmu itu bukanlah karena seorang. Kau mungkin menghancurkan hatiku." Suara pemuda itu terdengar akrab. Jungkook memiringkan kepalanya ke sisi hanya cukup untuk melihat wajahnya. Meskipun dia lebih tua sekarang Jungkook langsung mengenalinya. Ada beberapa hal yang tak bisa dilupakan oleh seorang pria dalam hidupnya dan seseorang yang mengambil keperjakaan mereka adalah salah satunya.

.

Min Yoongi. Dia tiga tahun lebih tua dari Jungkook dan sedang mengunjungi neneknya kala musim panas saat Jungkook berumur empat belas tahun. Itu bukanlah cinta. Lebih seperti pelajaran hidup.

.

"Yoongi," jawab Jungkook, lega itu bukanlah orang lain yang tidak dia kenal yang ingin melemparkan dirinya kepada Jungkook.

.

"Dan dia mengingat namaku. Aku terkesan," jawabnya lalu memandang bartender dan tersenyum. "Tolong Jack dan Coke."

.

"Para pria tidak pernah melupakan pria pertamanya." Yoongi bergeser di bangkunya, menyilangkan kaki dan memiringkan kepalanya untuk menatap Jungkook menyebabkan rambut hitamnya jatuh di salah satu sudut mata.

.

"Kebanyakan para pria tidak tetapi kau telah menjalani kehidupan yang berbeda dibandingkan dengan kebanyakan orang. Ketenaran harus mengubahmu selama bertahun-tahun."

.

"Ayahku yang terkenal bukan aku," bentak Jungkook, membenci hal ini ketika seseorang ingin berbicara tentang sesuatu tentang yang tidak mereka ketahui. Yoongi dan Jungkook telah bercinta beberapa kali tapi dia tidak benar-benar tahu banyak tentang Jungkook saat itu.

.

"Hmmm, terserah. Jadi, kenapa kau begitu murung?"

.

Jungkook tidak murung. Dia benar-benar kacau. Tapi Yoongi bukan orang yang tepat untuk menceritakan masalahnya. "Aku baik-baik," jawab Jungkook dan melirik kembali ke lantai dansa berharap untuk menangkap perhatian Hoseok. Jungkook sudah siap untuk pergi.

.

"Kau kelihatan seperti sedang patah hati dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan hal itu," katanya sambil meraih Jack dan Cokenya.

.

"Aku tidak akan berbicara denganmu tentang kehidupan pribadiku, Yoon." Jungkook memberikan peringatan terdengar keras dan jelas di ujung suaranya.

.

"Whoaa sabar, tampan. Aku tidak berusaha untuk membuatmu kesal. Hanya berbasa-basi."

.

Kehidupan pribadi Jungkook bukanlah hal basa-basi. "Kalau begitu tanyakan saja padaku tentang cuaca sialan itu," kata Jungkook sambil membentak. Yoongi tidak menanggapi dan entah bagaimana Jungkook merasa senang. Mungkin Yoong akan segera pindah dan berhenti mengganggu Jungkook.

.

"Aku sedang di kota merawat Nenekku. Dia sakit dan aku butuh sesuatu yang baru untuk kulakukan dalam hidupku. Aku baru saja mengalami perceraian yang berantakan. Sebuah perubahan pemandangan dari Chicago adalah apa yang aku butuhkan. Aku akan berada di sini selama setidaknya enam bulan. Apakah kau akan jahat padaku selama aku disini atau kau akan baik padaku suatu saat dalam waktu dekat?"

.

Yoongi ingin berkencan dengan Jungkook. Tidak, Jungkook tidak siap untuk itu. Dia akan mulai menjawabnya ketika ponselnya memberitahu ada pesan teks masuk. Lega karena memiliki jeda sejenak sehingga Jungkook bisa berpikir tentang bagaimana dia akan menanggapi Yoongi, Jungkook menarik ponselnya keluar dari kantong.

.

Jungkook tidak mengenali nomornya. Tapi "Hei Ini Bee" Jungkook berhenti bernapas saat dia membuka teks untuk membaca selengkapnya.

.

Hei ini Bee. Jika kau bukanlah seseorang yang sangat bodoh bangunlah dan bersiaplah dengan rencana.

.

Apa artinya itu? Apa yang Jungkook lewatkan? Apakah Taehyung di Rosemary? Apakah itu artinya ini?

.

Jungkook berdiri dan menaruh cukup uang di bar untuk membayar bir dan minuman Yoongi. "Aku harus pergi. Senang bertemu denganmu lagi. Jaga diri mu," kata Jungkook sambil lalu saat dia berjalan melalui kerumunan orang sampai menemukan Hoseok sedang berdansa dengan seseorang berambut merah di lantai dansa. Matanya bertemu Jungkook mengangguk ke arah pintu.

.

"Sekarang," kata Jungkook cepat dan berbalik untuk berjalan keluar. Dia akan meninggalkan Hoseok disini jika dia tidak menyusul saat Jungkook mencapai Range Rover. Taehyung akan kesini. Jungkook akan mencari tahu. Bertanya pada Bee apa yang dia maksudkan dengan pesan yang menyemangatinya itu bukanlah sia-sia.

.

.

.

.

.

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang