Bab 24

3.4K 423 72
                                    


.

.

.

.

.

Kakinya terpaku ke tanah. Bahkan saat Jungkook melihat Taehyung lari darinya dia tidak dapat bergerak. Apakah dia baru saja bermimpi? Apakah itu halusinasi putus asa? Apakah pendengarannya bertambah buruk?

.

"Jika kau tidak pergi mengejarnya, aku yang akan melakukannya." Suara Namjoon memecah pikirannyaa dan Jungkook tersadar dari kabut keterkejutan.

.

"Apa?" tanya Jungkook, melotot padanya. Jungkook membenci Namjoon. Memukul wajahnya adalah sesuatu yang dia bayangkan dengan tiba-tiba.

.

"Aku berkata, jika kau tidak mengejarnya, aku yang akan melakukannya. Dia membutuhkan seseorang sekarang. Aku sangat tidak ingin itu kau karena aku tidak berpikir kau tidak berhak mendapatkannya walaupun itu milikmu."

.

Apakah Namjoon tahu bahwa Taehyung hamil? Darahnya mulai mendidih. Apakah Taehyung mengatakan pada Namjoon bahwa dia hamil dan tidak mengatakan padanya?

.

"Aku di sini saat pagi pertama dia mencoba untuk bekerja dan bau bacon membuatnya berjuang ke kamar mandi untuk muntah. Jadi, yeah aku sudah tahu. Singkirkan tatapan posesif gila dari matamu dan pergilah untuk mengejarnya." Nada Namjoon memaksa dengan memuakkan.

.

"Dia sakit?" Jungkook tidak tahu Taehyung tengah sakit. Dadanya sakit. Taehyung sakit sendirian. Jungkook meninggalkannya sendirian dan menderita. Udara tiba-tiba tidak masuk ke paru-parunya dengan benar.

.

"Yeah, kau sialan bodoh, dia sakit. Itu terjadi pada situasinya. Tetapi dia sudah lebih baik. Sekarang aku akan pergi dan mengejarnya. Menyingkirlah," Namjoon memperingatkan.

.

Jungkook mendadak berlari.

.

Tidak sampai dia keluar dari gedung di bagian belakang dan melihat ke bukit Jungkook menemukannya. Taehyung masih berlari. Menuju ke condo. Dia kembali ke tempatnya. Jungkook mengejarnya. Taehyung hamil. Bolehkah dia berlari seperti itu? Bagaimana jika itu buruk untuk bayi? Dia harus pelan-pelan.

.

"Taehyung, berhenti. Tunggu," Jungkook berteriak ketika dia cukup dekat. Taehyung melambat dan akhirnya berhenti saat Jugkook menangkapnya.

.

"Aku minta maaf," Taehyung terisak dengan wajah di tangannya.

.

"Untuk apa kau minta maaf?" tanya Jungkook, menutup jarak di antara keduanya dan menarik Taehyung kedekapannya. Jungkook tidak khawatir tentang menakutinya lagi. Jungkook tidak akan membiarkan Taehyung pergi kemanapun.

.

"Ini. Segalanya. Kehamilanku," bisiknya, kaku di lengan Jungkook. Taehyung minta maaf. Tidak. Taehyung tidak seharusnya meminta maaf untuk itu. "Kau tidak punya apapun untuk dimaafkan. Jangan pernah meminta maaf padaku lagi. Apa kau mendengarku?" Beberapa tekanan pada tubuhnya mereda dan Taehyung bersandar pada Jungkook.

.

"Tetapi aku tidak memberitahumu."

.

Tidak, Taehyung memang tidak memberitahu tetapi Jungkook mengerti. Itu menyakitkan tetapi dia mengerti. "Aku berharap kau melakukannya. Aku tidak seharusnya membiarkanmu sakit sendirian. Aku seharusnya menjagamu. Aku akan menjagamu sekarang. Aku akan siap untuk itu. Aku janji."

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang