.
.
.
.
.
Hari pertama kembali bekerja dan Namjoon menugaskan Taehyung di ruang makan. Untuk shift sarapan dan makan siang. Tidak baik. Dia harus berdiri di luar dapur secara mental mempersiapkan diri untuk tidak berpikir tentang bau masakan. Bangun paginya selalu disertai mual, Taehyung memaksakan diri untuk makan dua biskuit asin dan minum beberapa Gingerale (minuman jahe), hanya itu yang bisa masuk ke perutnya akhir-akhir ini. Saat Taehyung berjalan memasuki dapur, bau masakan masuk ke hidungnya. Bacon...oh Tuhan, daging babi asap itu...
.
"Kau tahu rasanya menyenangkan kalau kau sebenarnya disuruh bekerja disana," guman Minho dari belakang. Taehyung berbalik, terkejut dari konflik di batinnya dan melihat dia tersenyum geli
Kepada Taehyung. "Para juru masak tidak begitu buruk. Kau akan bisa mengatasi teriakannya dalam waktu yang singkat. Selain itu, terakhir kali kau membuat mereka akan melakukan apapun yang kau minta."
.
Taehyung memaksakan diri untuk tersenyum. "Kau benar. Aku bisa melakukan ini. Kurasa, aku hanya belum siap pada orang-orang yang akan mengajukan pertanyaan kepadaku." Sebenarnya bukan itu tepatnya namun hal itu juga bukan suatu kebohongan.
.
Minho membuka pintu dan bau masakan menusuk hidung Taehyung dengan segera. Telur, bacon, sosis, lemak. Oh, tidak. Tubuhnya tiba-tiba mengeluarkan keringat dingin dan perutnya seperti diaduk-aduk. "Aku, ugh, ingin ke kamar kecil dulu," jelas Taehyung dan berjalan menuju toilet karyawan secepat yang dia bisa tanpa harus berlari. Hal itu akan terlihat lebih mencurigakan.
.
Taehyung menutup pintu di belakangnya dan suara klik pintu tertutup saat dia berlutut di lantai keramik yang dingin. Taehyung segera meraih toilet ketika semua yang dia makan tadi malam dan pagi ini kembali keluar. Taehyung terus muntah tapi sudah tidak ada lagi yang keluar kemudian bersikukuh berdiri meski masih merasa lemas. Taehyung membasahi tisu towel untuk membersihkan wajah. T-shirt polo putihnya melekat di badan karena keringat yang keluar di seluruh tubuh. Dia perlu mengganti kaos.
.
Taehyung berkumur dengan obat kumur yang ada di atas meja dan meluruskan kaosnya sebaik mungkin. Barangkali tak seorangpun akan memperhatikan. Taehyung bisa melakukan ini. Dia cukup menahan napas sementara saat berada di dapur. Itulah yang akan dia lakukan. Taehyung mengambil napas dalam-dalam setiap kali akan memasuki dapur. Dia harus mengatasi hal ini.
.
Ketika Taehyung membuka pintu, matanya terpaku pada Namjoon. Dia berdiri bersandar di dinding menghadap toilet dengan tangan disilangkan di dadanya sedang mengamati. Taehyung terlambat bekerja.
.
"Maafkan aku. Aku tahu aku terlambat. Aku hanya butuh istirahat sebentar sebelum aku mulai bekerja. Aku berjanji ini tidak akan terjadi lagi. Aku akan pulang terlambat untuk menebusnya─"
.
"Kantorku. Sekarang," bentaknya dan berbalik berjalan menyusuri lorong. Detak jantung Taehyung semakin naik dan dia mengikuti dengan cepat di belakang. Taehyung tidak ingin Namjoon marah padanya. Dia menginginkan pekerjaan ini selama beberapa bulan ke depan. Saat
ini Taehyung berbicara pada dirinya sendiri ingin tetap tinggal disini dan memikirkan apa yang harus dilakukan, Taehyung benar-benar tidak ingin pergi. Belum.
.
Namjoon membuka pintu untuk Taehyung dan melangkah masuk.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH [Book 2] ✅
FanfictionKarena kita akan bangkit, setelah semua kejatuhan yang akan berakhir dengan melalui banyak tangis dan air mata.. [Remake from novel 'NEVER TOO FAR'-Abbie Glinnes| KookV - Mpreg ]