Bab 10

3.3K 502 16
                                    

.

.

.

.

.

Jungkook telah menghabiskan lima jam semalam mengemudi seluruh tempat sialan untuk mencari Bee berharap dia akan membawanya pada Taehyung. Tapi Jungkook tidak menemukan keduanya. Kembali ke rumah dan menerima kekalahan, sangat menyakitkan. Jungkook telah meyakinkan diri nya bahwa Bee masih di Sumit bersama Taehyung. Mungkin pesan dari Bee adalah pesan ketika mabuk dan tidak lebih.

.

Sudah tiga minggu, empat hari, dan dua belas jam sejak Jungkook melihat Taehyung. Sejak dia menghancurkan hatinya. Jika Jungkook mabuk, maka dia akan menyalahkan alkohol. Itu pasti hanya khayalan, khayalan yang menyedihkan. Tapi Jungkook belum mabuk. Tidak setetes pun. Tidak ada yang salah pada Taehyung. Itu memang dia. Dia memang benar-benar di sini. Taehyung kembali ke Rosemary. Dia ada di rumahnya.

.

Jungkook terpana melihatnya. Dia lebih kurus dan Jungkook tidak menyukainya. Apakah dia tidak makan? Apakah dia sakit?

.

"Halo, Jungkook," katanya, memecah kesunyian. Bunyi suaranya hampir meluluhkan Jungkook dengan sempurna.Ya Tuhan, Jungkook begitu merindukan suaranya.

.

"Taehyung," Jungkook berhasil mengucapkan nya, takut bahwa dia akan menakutinya hanya dengan berbicara. Tapi, tidakk. Taehyungn mengulurkan tangannya ke atas dan membalutkan sehelai rambutnya di jarinya dan menariknya dengan sedekit keras. Taehyung gugup. Jungkook tidak menyukai bahwa dia membuat Taehyung gugup. Tapi apa yang bisa Jungkook lakukan untuk membuat ini menjadi lebih mudah?

.

"Bisakah kita berbicara?" tanyanya lembut.

.

"Ya." Jungkook melangkah mundur untuk membiarkan Taehyung masuk. "Masuklah."

.

Taehyung berhenti dan melirik Jungkook menuju rumah. Rasa takut dan rasa sakit yang terpancar di matanya membuat Jungkook diam-diam mengutuk dirinya sendiri. Taehyung telah terluka di sini. Dunianya telah hancur di rumah ini. Sialan. Jungkook tidak ingin Taehyung merasa seperti itu tentang rumahnya. Tidak ketika ada kenangan bagus juga di sini.

.

"Apakah kau sendirian?" tanyanya. Matanya berpindah kembali menatap Jungkook. Taehyung tidak ingin melihat ibu atau ayahnya. Jungkook mengerti sekarang. Ini bukan tentang rumah. "Aku memaksa mereka untuk pergi di hari kau pergi," Jungkook membalas, menatapnya dengan hati-hati.

.

Matanya membelalak. Kenapa ini mengejutkannya? Tidakkah dia mengerti? Dia datang pertama. Jungkook sudah memberitahunya di kamar hotel itu.

.

"Oh. Aku tidak tahu..." Taehyung berhenti. mereka berdua tahu Taehyung tidak tahu karena dia menyingkirkan Jungkook dari hidupnya.

.

"Hanya aku. Kecuali untuk kunjungan sesekali Hoseok, selalu hanya aku." Taehyung harus tahu jika Jungkook belum pindah. Jungkook tidak pindah.

.

Taehyung berjalan ke dalam rumah dan Jungkook mengepalkan tangan menjadi genggaman ketika aroma familiar manisnya mengikutinya. Begitu banyak malam dimana Jungkook akan duduk disini dan bermimpi melihatnya berjalan kembali dalam hidup nya. Dunia nya.

.

"Bisakah aku mengambilkanmu sesuatu untuk diminum?" Jungkook menawarkan berpikir bagaimana dia benar-benar ingin meminta Taehyung untuk berbicara dengannya. Untuk tinggal bersamanya. Untuk memaafkannya.

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang