Bab 20

3.6K 425 56
                                    

.

.

.

.

.

Johoon menelepon untuk memberitahu Jungkook bahwa kedua sahabat itu pindah ke kondominium di properti klub hari ini. Jungkook tidak melihatnya sejak insiden di lapangan golf. Bukan karena kurangnya dia mencoba. Beberapa kali Jungkook telah berusaha untuk menempatkan dirinya di rute pekerjaan Taehyung di klub tapi tidak pernah berhasil. Jungkook bahkan mampir kemarin tapi Taehyung sudah pulang. Heenim mengatakan Taehyung dan Bee libur jadi Jungkook menduga mereka pergi untuk melakukan sesuatu bersama-sama.

.

Jungkook berhenti di apartemen Bee dan langsung melihat mobil Namjoon. Apa  yang dia lakukan disini? Jungkook menyentakkan pintu terbuka dan berjalan menuju ke apartemennya ketika dia mendengar suara Taehyung. Berbalik arah, Jungkook berjalan menghampiri mobil Namjoon sampai dia melihat Namjoon sedang bersandar di dinding di samping mobilnya yang dia parkir dan wajahnya terlihat tersenyum saat mendengarkan Taehyung berbicara. Hal itu yang membuat Jungkook ingin membunuhnya.

.

"Jika kau yakin, aku mengucapkan terima kasih," kata Taehyung pelan seolah-olah dia tidak ingin ada yang mendengarnya.

.

"Positif," jawab Namjoon saat mengalihkan pandangan matanya lalu bertemu dengan tatapan Jungkook. Senyum di wajahnya langsung menghilang.

.

Taehyung menoleh melirik lewat bahunya. Wajahnya tampak terkejut saat matanya bertemu dengan mata Jungkook yang terluka. Mungkin seharusnya Jungkook tidak berada di sini sekarang. Jungkook tidak ingin kehilangan itu dan menakutinya tapi Jungkook benar-benar dekat dengan kemarahan, dia begitu ingin memukul Namjoon tanpa berpikir. Mengapa mereka berbicara hanya berdua? Apa yang Namjoon maksud dengan positif?

.

"Jungkook?" Kata Taehyung, berjalan menjauhi Namjoon dan mendekatinya. "Apa yang kau lakukan di sini?"

.

Namjoon tertawa dan menggelengkan kepalanya lalu membuka pintu mobilnya. "Aku yakin dia datang untuk membantu. Aku akan pergi sebelum wajah cemberutnya yang tampak jelek itu membunuhku." Namjoon pergi. Bagus.

.

"Apa kau disini untuk membantu kami pindah?" Tanyanya, mengamati Jungkook dengan hati-hati.

.

"Ya," jawab Jungkook. Ketegangan meninggalkannya saat mesin BMW Namjoon menyala dan  pergi.

.

"Bagaimana kau tahu kami akan pindah?"

.

"Johoon meneleponku,"

.

Taehyung menggeser kakinya dengan gugup. Jungkook selalu benci bahwa dia membuatnya gelisah.

.

"Aku ingin membantu, Taehyung. Aku minta maaf tentang Somi pada waktu itu. Aku sudah bicara dengan dia. Dia tidak akan—"

.

"Jangan khawatir tentang hal itu. Kau tidak perlu meminta maaf untuknya. Aku tidak berpikiran buruk terhadapmu. Aku mengerti."

.

Tidak, Taehyung tidak mengerti. Jungkook bisa melihatnya di matanya bahwa dia tidak memahaminya. Jungkook mengulurkan tangan dan meraih tangannya. Jungkook hanya ingin menyentuhnya, entah kenapa. Taehyung gemetar saat jari-jari Jungkook menyentuh telapak tangannya. Dia menggigit bibir bawahnya, cara yang sama yang selalu Jungkook inginkan.

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang