Bab 40

3K 408 53
                                    

.

.

.

.

.

Tujuh hari dan Somi masih belum membuka matanya. Ibu semakin jarang dan jarang untuk menjenguk. Hoseok mulai menjadi satu-satunya pengunjung yang selalu hadir dan menengok secara rutin. Ayah Taehyung mampir sekali sehari selama beberapa menit setiap kalinya. Hanya Somi dan Jungkook yang akan melawan dunia sekali lagi.

.

"Kau harus menelponnya," kata Hoseok, memecahkan kesunyian. Jungkook tahu siapa yang ia bicarakan. Taehyung tak pernah meninggalkan pikirannya. Jungkook merasa bersalah karena Jungkook duduk di sini menatap adik perempuannya dan yang ada di pikiran hanya Taehyung.

.

"Aku tak bisa." Jawab Jungkook, tak mampu menatap Hoseok. Ia akan melihat Jungkook menyerah jika Jungkook melakukannya.

.

"Ini tak adil untuknya. Namjoon bilang Taehyung lama tak terlihat dan ia belum menghubungi Namjoon selama tiga hari ini. Namjoon tetap memeriksa keadaannya melalui Bee, tapi bahkan Bee tak yakin Taehyung akan bertahan lebih lama lagi. Kau hanya tinggal menelponnya."

.

Meninggalkannya mungkin adalah yang terbaik yang pernah Taehyung lakukan. Bagaimana Jungkook bisa menjadi yang ia butuhkan jika Jungkook terbagi antara adik perempuan dan Taehyung setiap waktu? Jungkook tak dapat menjaga Somi tetap aman. Bagaimana bisa Taehyung

mempercayainya untuk menjaga dirinya dan bayi mereka tetap aman?

.

"Taehyung pantas mendapatkan yang lebih baik," Jungkook berhasil mengatakannya dengan keras, bukannya hanya mengatakannya di kepala kosongnya.

.

"Yeah, dia mungkin membutuhkannya. Tapi Taehyung menginginkamu."

.

Ya Tuhan, itu menyakitkan. Jungkook juga menginginkannya. Jungkook menginginkan bayi mereka. Jungkook menginginkan kehidupan yang indah dapat mereka miliki. Bagaimana Jungkook bisa memberikannya pada Taehyung jika adiknya tak pernah bangun lagi? Jungkook akan terkungkung dalam rasa sakit dan rasa bersalah. Jungkook tak akan menjadi laki-laki yang pantas untuk Taehyung. Hal ini akhirnya akan menghabisinya pelan-pelan sampai Jungkook tak pantas untuk siapapun.

.

"Aku tidak bisa," adalah yang bisa Jungkook katakan.

.

Hoseok menyumpah dan berdiri, mengenakan jaketnya dari lantai sebelum ia keluar kamar dan membanting pintu di belakangnya. Ia tak mengerti. Tak ada seorangpun yang mengerti. Jungkook hanya menatap dinding di seberang. Jungkook mulai merasa mati rasa. Jungkook mulai kehilangan semua yang pernah Jungkook cintai.

.

Pintu terbuka dan Jungkook menoleh mengharapkan melihat Hoseok. Tetapi yang terlihat adalah Ayah Taehyung. Jungkook sedang tidak dalam suasana hati untuk menemuinya. Ia mengabaikan dua orang yang paling Jungkook cintai di dunia di titik yang sama di kehidupan mereka.

.

"Kenapa kau harus datang ke sini? Seperti kau peduli," Jungkook membentak.

.

Ayah Taehyung tidak merespon. Ia melangkah ke kursi yang baru saja Hoseok tempati dan duduk di atasnya. Ia tak pernah duduk dan tinggal lama. Kenyataan bahwa ia akan melakukannya saat ini membuat Jungkook terganggu. Jungkook perlu menyendiri.

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang