Bab 42

3.5K 418 18
                                    

.

.

.

.

.

Keadaan rumah gelap dan senyap saat ia buka kunci pintu dan melangkah masuk. Mungkinkan Taehyung mematikan semua lampu jika dia berada di sini sendirian? Jungkook telah sangat fokus untuk kembali pulang padanya setelah berbincang-bincang dengan Somi bahwa Jungkook tidak membiarkan dirinya mempertimbangkan kemungkinan Taehyung meninggalkannya. Mungkinkah Taehyung meninggalkannya?

.

Jungkook berbalik dan menaiki tangga dua anak tangga sekaligus. Ketika Jungkook sampai di puncak anak tangga Jungkook mulai berlari. Jantungnya berpacu dengan kencang di dada Jungkook. Dia tidak mungkin telah pergi. Jungkook telah mengatakan bahwa Jungkook mencintainya. Jungkook telah berkata padanya akan pulang. Dia harus berada di sini. Jungkook harus mengatakan segalanya pada Taehyung. Jungkook harus mengatakan semua hal akan berubah. Jungkook harus mengatakan padanya bahwa Jungkook ingat tentang ibunya. Jungkook ingat pancake Mickey Mouse buatan ibunya itu.

.

Jungkook harus mengatakan padanya Jungkook akan menjadi pria yang dia butuhkan. Jungkook harus mengatakan padanya Jungkook akan menjadi ayah terbaik yang pernah ada di dunia. menyentakkan pintu yang mengarah ke kamar hingga terbuka dan melesat menaiki anak tangga karena butuh melihatnya. Ya Tuhan, ijinkan dia berada di sana. Ia mohon ijinkan dia berada di sana.

.

Tempat tidurnya kosong. Tidak. TIDAK! Jungkook menelusuri kamar untuk mencari barang-barang miliknya. Perasaannya berkata Taehyung belum meninggalkannya. Dia tidak boleh meninggalkannya. Jungkook akan mengejarnya. Jungkook akan berlutut dan memohon. Jungkook akan menjadi bayangannya hingga Taehyung menyerah dan memaafkannya.

.

"Jungkook?" Suaranya memecah keheningan dan dentuman di dalam kepala Jungkook dan berbalik dengan cepat melihatnya duduk di atas sofa. Rambutnya berantakan dan wajah mengantuknya sempurna.

.

"Kau di sini." Jungkook berlutut di hadapannya dan menjatuhkan kepala Jungkook di atas pangkuannya. Di berada di sini. Dia tidak meninggalkannya.

.

Tangan Taehyung menyentuh kepala Jungkook saat dia menjalankan tangannya membelai rambutnya. "Ya, aku di sini," jawabnya dengan suara tidak yakin. Jungkook telah menakutinya namun Jungkook butuh semenit untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Taehyung tidak meninggalkannya. Jungkook tidak sepenuhnya mengacaukan semuanya. Jungkook tidak ingin seperti ayahnya. Jungkook tidak pernah ingin menjadi seperti pria tersesat dan hampa yang dia lihat kemarin. Dan Jungkook tahu tanpa kehadiran Taehyung Jungkook akan menjadi seperti itu.

.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya. Jungkook mengangguk tapi membiarkan kepalanya tetap berada di pangkuan Taehyung. Dia terus berusaha dan menenangkan Jungkook dengan membelai secara lembut. Ketika Jungkook telah merasa yakin bisa berbicara padanya tanpa terlihat sepenuhnya rapuh ia mengangkat kepala untuk melihatnya.

.

"Aku mencintaimu." Cara Jungkook mengatakannya sangat garang itu terdengar hampir seperti Jungkook sedang memaki. Seulas senyuman sedih tersungging di bibirnya. "Aku tahu dan itu bukan masalah. Aku mengerti. Aku tidak akan membuatmu memilih. Aku hanya menginginkan agar kau bahagia. Kau pantas untuk berbahagia. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku kuat. Aku bisa melakukan ini seorang diri."

.

Jungkook tidak paham dengan apa yang dikatakannya. Apa yang akan dilakukannya seorang diri? .

"Apa?" Jungkook bertanya, mengulang semua kata-katanya di dalam kepalanya.

.

"Aku berbicara dengan ayahku hari ini. Aku tahu semuanya. Memang sulit untuk dipahami namun sekarang semuanya makin masuk akal."

.

Chanyeol telah datang kemari? Dia telah datang dan mengatakan segalanya pada Taehyung. Dia tahu...namun apa yang dikatakannya tidak masuk akal.

.

"Tae, mungkin karena aku kurang tidur selama delapan hari belakangan ini atau mungkin karena sangat lega bahwa kau ada di sini namun aku tidak mengerti apa yang berusaha kau katakana padaku."

.

Setetes airmata menggenangi matanya dan Jungkook terlonjak dan menariknya keatas pangkuan. Jungkook tidak ingin membuatnya menangis. Dia kira ini adalah hal yang membahagiakan. Taehyung telah mengetahui kebenaran yang selalu dia tahu, bahwa ibunya suci dan jujur seperti yang diyakininya. Jungkook telah berada di rumah dan Jungkook telah siap untuk menjadi segala yang pantas didapatkannya di dalam hidup. Jungkook rela mati untuk membuatnya bahagia.

.

"Aku mencintaimu dan karena aku mencintaimu aku melepaskanmu. Aku menginginkan kau mendapatkan kehidupan yang kau inginkan. Aku tidak ingin menjadi belenggu yang merantai sekeliling kakimu."

.

"Apa yang baru saja kau katakan?" Jungkook bertanya saat kata 'melepaskan' meresap. Apa-apaan Taehyung ingin melepaskannya.

.

"Kau telah mendengarku, Jungkook. Jangan membuat ini lebih sulit," bisiknya.

.

Jungkook memandangi Taehyung dengan sorot ketidakpercayaan. Dia benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya. Jungkook telah meninggalkannya di sini untuk memikirkan semua ini sementara Jungkook duduk di rumah sakit menunggui Somi. Jungkook seharusnya meneleponnya tapi tidak dia lakukan. Tentu saja dia kebingungan.

.

"Dengarkan aku, Taehyung. Jika kau sampai berusaha pergi kemanapun itu aku akan memburumu. Aku akan menjadi bayanganmu. Aku tidak akan membiarkanmu lepas dari pandanganku karena aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku telah banyak sekali melakukan kesalahan padamu, aku bahkan tidak ingin berusaha dan menghitungnya namun aku akan mulai membuat segalanya benar sejak saat ini. Aku bersumpah padamu ini tidak akan pernah terjadi lagi. Sekarang aku tahu bahwa di sinilah seharusnya aku berada. Tak ada lagi kebohongan. Hanya kita."

.

Taehyung terisak dan menguburkan kepalanya di bahu Jungkook. Jungkook mendekapnya semakin erat. "Aku bersungguh-sungguh. Aku membutuhkanmu. Kau tidak boleh meninggalkanku."

.

"Namun aku tidak pantas. Keluargamu membenciku. aku membuat hidupmu sulit."

.

Disitulah Taehyung salah. "Tidak. Kaulah keluargku. Ibuku tidak pernah menjadi keluargaku. Dia tidak pernah berusaha menjadi bagian dari itu. Adikku mungkin tidak sepenuhnya menyetujui namun dia telah mengatakan padaku bahwa dia bisa menjadi bagian dari kehidupan keponakan perempuan atau keponakan laki-lakinya. Jadi dia sedang berusaha menuju ke sana. Dan mengenai membuat hidupku sulit, kau, Taehyung, membuat hidupku lengkap."

.

Mulut Taehyung menutupi mulut Jungkook saat dia mencengkeram kaus Jungkook dengan sekepalan tangannya. Lidahnya meluncur memasuki mulut dan Jungkook mengecap rasanya. Jungkook sangat merindukannya. Bagaimana Jungkook bisa sempat berpikir Jungkook bisa bertahan hidup tanpa ini...tanpanya, Jungkook tak tahu.

.

.

.

.

.

JATUH [Book 2] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang