1 bulan kemudian...
Jimin berubah.
Gue gak tau pastinya atau ini cuman perasaan gue. Jimin kayak ngejauh gitu. Dia yang dulu selalu chat gue tiap malam, gangguin gue, sekarang udah nggak lagi.
Gue gak tau kenapa dia bisa berubah. Jelas-jelas, sebulan lalu tepatnya di rumah gue, dia bilang kalau gue jangan berubah. Nyatanya, dia yang berubah. Pantesan pas gue tanya dia gak tau jawab.
Di sekolah emang dia masih baik sama gue. Cuman lebih menghidar. Mungkin Jimin udah punya pacar kali ya, jadinya dia udah gak deket sama gue.
"Lo melamun mulu."
Taehyung mukul bahu gue pelan. Gue langsung sadar.
"Apaan sih. Siapa yang melamun coba?" sangkal gue.
"Lo kira gue buta? Daritadi gue perhatiin lo emang ngelamun mulu. Kemarin-kemarin juga."
"Gue lagi badmood," kata gue.
"Yaudah ayo ke kantin," ajak Taehyung. "Yang lain juga ada di sana."
Gue lihat samping gue. Ternyata Sindy gak ada. Berarti dia ada di kantin sama Jungkook Jimin.
"Nggak deh. Males gue." Gue nolak ajakan Taehyung.
Si Taehyung malah narik tangan gue, "Ayo cepet... gak boleh malas-malasan."
"Aduh Taehyung sakit tau."
Taehyung langsung ngelepasin tangan gue dan minta maaf.
"Eh sakit ya? Maaf," kata Taehyung.
Gue cuman natap dia sinis.
"Dimaafin kan gue? Nanti kena marah Jimin lagi."
"Kenapa jadi Jimin sih?" Gue mukul lengan Taehyung pelan.
"Hehe."
Gue langsung jalan duluan ninggalin Taehyung.
"Chinta!!!" teriak Taehyung dibelakang.
.
.
.
Gue sama Taehyung udah di kantin. Gue duduk berhadapan sama Jimin. Dia gak banyak bicara.
"Lo berdua kayak orang marahan," kata Sindy tiba-tiba.
Jungkook sama Taehyung langsung lihatin gue sama Jimin bergantian.
"Apa sih. Gak usah lihat-lihat gitu," kata gue terus langsung makan.
"Lo berdua berantem?" tanya Jungkook.
Gak ada yang ngejawab. Jimin juga gak ngebuka mulutnya. Gue gak tau dia ngapain, gue fokus makan.
"Lo berdua gak mau jawab pertanyaan gue ya? Chinta, lo berantem sama Jimin?" tanya Jungkook sekali lagi.
"Nggak... kita gak berantem. Kan biasanya emang gini," jawab gue.
"Iya," sahut Jimin.
"Lo berdua canggung gitu," kata Sindy.
"Oh gue tau," sahut Taehyung dengan gaya sok taunya. "Kalian berdua putus kan? Jadinya gini. Kan kan."
"Siapa yang pacaran. Kalau gak pacaran mana bisa putus Taehyungku..."
"Jangan ngomong gitu Chinta. Nanti yang depan lo cemburu," Taehyung ngelirik Jimin.
"Eh gue ke toilet dulu," kata Jimin terus main pergi aja.
"Beneran tuh mau ke toilet, apa cuma ngehindar," kata Sindy.
"Lo Sin jangan negatif gitu," kata Jungkook.
Sindynya nyengir.
"Kook," panggil gue.
"Ya?"
"Gak papa."
"Okei."
"Apa sih nih anak," kata Taehyung terus ngacak rambut gue.
"Taehyung... rambut gue berantakan nanti ih."
Pas gue lagi berantem sama Taehyung. Jimin balik dari toilet.
"Minggu ini main ke rumah gue kuy. Sekali-kali lah di rumah gue. Jangan di rumah Jimin terus," ajak Taehyung. "Gimana?"
Gak ada yang ngejawab pertanyaan Taehyung. Semua fokus aktivitas masing-masing.
"Lo semua gak ada yang mau nih?" tanya Taehyung sekali lagi.
"Gue mau Tae," kata gue angkat tangan.
"Yaudah Chin. Kita berdua aja di rumah gue," kata Taehyung tanpa dosa.
"Gue ikut," sahut Jimin.
"Gue juga. Sindy lo juga harus ikut," kata Jungkook.
"Gue belum bilang apa-apa ya," kata Sindy.
"Yakali gue cuman berdua di rumah sama Chinta. Mba kan ada." Taehyung ketawa gak jelas.
"Ketawa lo jahat amat deh." Gue mukul lengan Taehyung.
"Lo kesel yah Chin sama gue? Daritadi gue dipukul mulu. Sakit nih," kata Taehyung sok dramatis.
"Sakit ya? Yaudah sini gue sembuhin."
"Traktir gue."
"Hah? Nggak!"
"Balik ke kelas yuk," ajak Jimin.
"Ayo Jim," kata gue spontan.
Jimin berdiri dari tempat duduknya. Gue juga. Tapi, tiga curut ini gak berdiri juga.
"Lo tiga gak mau balik?" tanya gue.
"Nggak."
Mereka bertiga jawab bersamaan. Dasar. Jimin natap gue seakan-akan bilang 'Jadi lo?'
"Yaudah gue balik duluan ya."
"Gue juga," kata Jimin.
Gue sama Jimin jalan berdua. Canggung banget.
"Jim," panggil gue pelan.
Jimin berhenti terus ngelihat gue.
"Apa?"
"Apa ya?" tanya gue. Gue berasa orang bodoh.
Jimin ngetawain gue.
"Kalau ada apa-apa bilang aja. Gak usah canggung," kata Jimin terus puk puk kepala gue dan dia jalan duluan.
Tunggu. Dia tadi bilang gak usah canggung. Gimana gue gak canggung kalau dia aja tiba-tiba ngejauh.
Dasar Park Jimin!
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend [Park Jimin]✓
Fanfiction[COMPLETED]Gue kira hubungan gue sama Jimin sebatas friendzone aja. Tau-taunya lebih. Started : 100418 End : 080419 2018, chintabangtan cover inspired by @suvinism