Hari ini gue gak pulang bareng Jimin, soalnya dia lagi ada yang perlu diurus gitu. Gue pulangnya bareng Sindy, tapi sekarang gue nunggu di depan gerbang, karena anak itu ada barang ketinggalan di kelas dan nyuruh gue nunggu di depan aja.
Ini hari sabtu sih, gue cuman ikut ekskul.
Pas lagi nungguin Sindy, tiba-tiba ada anak cowok deketin gue. Gue rasa itu adek kelas.
"Hai, kak Chinta kan?" tanya dia.
"Hah? Eh iya, gue Chinta," kata gue.
"Kak ini aku ada coklat, diambil ya," kata dia terus ambil tangan gue, biar coklatnya gue pegang. Terus dia main kabur aja. Gue sempet baca namanya, namanya Jungwoo.
"Eh ini coklatnya gimana???" teriak gue.
Ya, orangnya udah kabur.
Gak lama, Sindy juga udah dateng. Dia nanya ke gue.
"Weits, coklat dari siapa tuh? Jimin?" tanya Sindy.
"Nggak. Itu tadi ada adek kelas, masa tiba-tiba main kasih coklat aja ke gue. Kalau Jimin tau nanti dia bisa ngambek lagi."
"Ya kasih tau ke Jimin kalau ada yang ngasih lo coklat."
"Ini buat lo aja deh Sin," tawar gue.
"Nggak Chinta... itu buat lo, masa dikasihnya ke gue," tolak Sindy. "Tanya aja baik-baik ke Jimin."
"Iya deh."
♡♡♡
Ini udah sore dan Jimin datang ke rumah gue. Katanya mau ngajak malam mingguan.
"Kok datengnya cepet banget. Ini kan masih sore. Kalau mau malam mingguan ya datengnya malam," kata gue ke dia.
"Soalnya pengen cepet-cepet lihat kamu sih," kata dia.
"Halah gombal," ketus gue.
"Beneran... tadi kan aku gak pulang bareng sama kamu. Takut, ada yang apa-apain kamu gitu."
"Hm, Jimin, aku mau cerita."
"Cerita aja sayang," kata Jimin. Gue sama dia lagi nyantai di teras rumah.
"Jadi tadi pas aku lagi nungguin Sindy di gerbang, eh tiba-tiba ada adek kelas yang ngasih cokelat, aku bingung kan, eh dia main kabur aja," cerita gue.
"Oh. Berarti dia suka sama kamu. Balas perasaannya kalau gitu," kata Jimin dengan nada yang gak enak.
"Kok Jimin nyuruh bales perasaan dia sih. Aku kan ada Jimin."
"Oh iya."
"Jimin kok nanggapinnya gitu? Cemburu ya?" tanya gue.
"Nggak, cuman sedikit. Namanya siapa itu?"
"Kalau sedikit ya berarti cemburu juga. Tadi, aku lihat papan namanya tertulis Jungwoo."
"Oh. Aku tau tuh si Jungwoo. Kenapa gak suka sama dia aja?"
"Aku ada Jimin."
"Dia lebih ganteng dari aku juga."
"Nggak... menurut aku gantengan Jimin."
"Kalau gitu gantengan aku atau Jungkook?"
"Jungkook hehe," jawab gue. Dari dulu emang gue selalu jawab gitu. Dan gue pastikan Jimin jadi cemberut.
"Kalah deh aku sama Jungkook," kata dia dengan nada melas.
"Nggak. Jimin gak kalah sama Jungkook. Kamu yang menang," kata gue.
"Kok aku?" tanya Jimin bingung.
"Karena Jimin udah buat aku nyaman, buat aku semuanya deh."
"Biasaan aja ya kamu," kata Jimin terus malah ngacak rambut gue.
"Ih tadi aku udah sisiran. Berantakan lagi nih rambut," ketus gue.
"Iya-iya sini aku rapiin," kata dia dan rapiin rambut gue beneran.
"Eh iya, itu coklatnya kamu makan?" tanya Jimin.
"Nggak."
"Kenapa gak dimakan? Itu rezeki."
"Takut kamu malah ngambek sama aku."
"Nggak ngambek kok sayang. Yaudah coklatnya buat aku aja."
"Kamu mau? Tunggu aku ambilin." Baru aja mau berdiri buat jalan ke kamar tapi gue ditahan dia.
"Gak usah. Itu kan punya kamu. Disini aja dulu duduk, temenin."
"Jimin," panggil gue.
"Kenapa?" tanya dia.
"Eh gak papa kok hehe."
"Masih aja ya suka gak jelas. Kalau mau ngomong sesuatu ya bilang aja langsung, misalnya Jimin aku sayang banget deh sama kamu, aku seneng kamu ada di dunia ini, aku pokoknya jadi orang paling beruntung karena udah ketemu kamu," kata Jimin panjang lebar.
"Dih, kayak gitu mah alay."
"Alay-alay gini juga kamu suka kan?"
"Nggak tuh. Kepedean kamu."
"Aku sayang kamu juga."
"Aku gak bilang gitu, kok jawabnya itu sih?"
"Biarin."
"Dasar Jimin."
Ini kenapa lucu banget sihhh:""""
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend [Park Jimin]✓
Fanfiction[COMPLETED]Gue kira hubungan gue sama Jimin sebatas friendzone aja. Tau-taunya lebih. Started : 100418 End : 080419 2018, chintabangtan cover inspired by @suvinism