"Jimin, kalau kita putus gimana?"
"Emang kamu mau kita putus?" tanya Jimin heran.
"Ya aku nggak mau. Kan cuman nanya aja."
"Bisa aja kan sekarang kamu nanya gini terus besoknya kamu putusin aku."
"Beneran Jimin aku cuman pengen tau aja. Cuman sekedar tanya kok."
"Aku gak mau kita putus."
"Kan aku nanya kalau kita putus gimana, Jimin."
"Ya aku gak mau. Itu jawabannya."
"Maksud aku itu kayak kamu bisa nggak gak ada aku atau apa lah gitu."
"Jelas gak bisa lah Chin. Kamu kenapa nanya gituan sih? Kayak mau ninggalin aku aja."
"Ya aku gak bakalan ninggalin kamu kok. Mungkin nanti kamu yang bakal ninggalin aku."
"Aku juga gak bakal tuh."
"Yakin?"
"Iya dong yakin banget."
"Serius?"
"Duarius."
"Masa cuman duarius aja sih."
"Banyak-banyak deh kalau gitu."
"Okay. Tapi, kalau kamu tinggalin aku gimana?" tanya gue lagi memastikan.
"Aku gak tau Chinta. Soalnya aku gak pernah mikir buat ninggalin kamu."
"Kalau sampai ninggalin aku ya aku udah gak mau ketemu kamu deh kayaknya," kata gue.
"Yah kok gitu sihh?"
"Nah kan berarti mau ninggalin ya?!"
"Aduh, sayang... bukan begitu kali. Pokoknya juga nanti aku mau kita satu kampus."
"Kalau gak keterima?"
"Pasti diterima lah, aku kan pintar. Tapi kalau kamu sih aku gak yakin," ledek Jimin.
Gue mukul dia pelan. "Kalau aku juga lulus, gimana?"
"Aku kasih hadiah."
"Hadiahnya apa?"
"Cium aku."
"Itu mah kamu menang banyak."
"Gak papa kan sekali-sekali."
"Aduh Jim gak tau deh pokoknya nanti kamu belajar aja yang rajin. Aku juga mau belajar."
"Sip. Aku gak bakal mutusin kamu dengan alasan ujian kok kayak si Sungwoon."
"Ihh gak usah ngomongin itu juga kali."
"Eh iya nanti kamu malah ingat mantan kamu itu lagi. Pernah kamu muji-muji dia kan."
"Yang waktu pulang nonton itu ya? Kan disitu kita belum pacaran Jiminnnn."
"Tapi aku cemburu, Chinta."
"Kalau gitu gak usah diingat gimanaaaa? Gak usah bahas orang lain deh kalau kayak gitu."
"Kenapa emang?" Jimin tanya ke gue.
"Ya kan nanti Jimin marahan lagi sama Sungwoon."
"Emang gak boleh?" Jimin nanya lagi.
"Bukan begitu Jimin... kamu udah temenan sama dia dari lama kan? Kan gak baik kalau kalian berdua berantem."
"Ah masa sih? Kamu nggak lagi belain dia kan?"
"Nggak Jimin ih. Emang kalau iya kenapa?"
"Ya jangan dong."
"Jangan kenapa? Cemburu?"
"Nggak juga."
"Terus apa dong? Rese banget sih."
"Aduh gak tau ah. Kamu mau keluar gak?"
"Kemana?"
"Jalan-jalan ke hati aku."
"Yang serius Jim."
"Cari jajanan."
"Iya ayok."
"Tapi ini cuman jajanan ya Chin, bukan makanan berat. Nanti kamu banyak banget lagi makannya."
"Ya kan gak papa. Emang kenapa? Gak mau aku gendut gitu?"
"Nggak kok. Ayo deh jalan sekarang nanti berdebat lagi."
"Kan Jimin yang mulai."
"Lah kok aku sih?"
"Eit udah ayo-ayo." Gue narik tangan Jimin biar langsung jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend [Park Jimin]✓
Fanfiction[COMPLETED]Gue kira hubungan gue sama Jimin sebatas friendzone aja. Tau-taunya lebih. Started : 100418 End : 080419 2018, chintabangtan cover inspired by @suvinism