Ayo-ayo vommentnya:)
.
.
.
Gue udah selesai dipanggil sama wali kelas. Gue gak buat masalah kok hehe. Jimin masih setia nunggu gue di depan ruang guru.
"Udah selesai?" tanya Jimin.
"Udah kok."
"Berangkat sekarang?"
"Iya Park Jimin yang tampan nan baik hati."
"Alay," kata Jimin terus dia jalan duluan. Gue sejajarin langkah sama dia.
Pas menuju parkiran, ada cowok yang jalan gak lihat-lihat. Dia nabrak gue. Gue jatuh jadinya.
"Sorry. Lo gapapa?" tanya cowok itu terus ngasih tangannya buat bantu gue berdiri.
"Chinta, ayo berdiri," Jimin juga ngasih uluran tangan buat gue.
Pas gue lihat cowok siapa yang nabrak gue. Ternyata dia adalah...
... Sungwoon.
Gue bingung mau nerima uluran tangan siapa. Mantan atau doi? Sungwoon atau Jimin?
Pada akhirnya, gue milih buat berdiri sendiri.
"Eh Woon, buru-buru amat lo. Sampai nabrak orang aja," kata Jimin pas gue udah berdiri.
"Chinta? Maaf banget ya. Gue udah nabrak elo. Maaf," kata Sungwoon ke gue.
"Iya Hasung. Gapapa kok," kata gue.
"Kalian berdua pulang bareng?" tanya Sungwoon.
"Iya."
Yang jawab Jimin, bukan gue.
"Kayaknya lo berdua deket," kata Sungwoon lagi.
"Iya kita emang dekat."
Lagi-lagi yang ngejawab Jimin.
"Oh iya, ngapain kesini?" tanya gue.
"Gue mau ambil ijazah," jawab dia.
"Oh..."
"Eh Sung, gue sama Chinta duluan ya. Jangan lupa main ke rumah. Bye," kata Jimin.
"Duluan ya," kata gue.
Akhirnya gue sama Jimin menjauh dari Sungwoon. Gue sekarang udah di mobil Jimin.
"Chinta," panggil Jimin.
"Ya?"
"Sama Sungwoon akrab ya."
"Gak begitu juga sekarang."
"Tapi itu lumayan lah. Gue kirain lo musuhan."
"Ngapain musuhan sih? Lo juga sama Rose gue lihat baik-baik aja."
"Nggak Chin. Itu mungkin karna ada lo waktu itu. Jadinya dia pencitraan."
"Jangan sembarang ngomong gitu ah."
"Ini gue beneran. Lihat deh mata gue, pasti gak ada kebohongan di sana," kata Jimin nyuruh gue natap matanya.
"Nah kan. Sekarang lo yang alay."
"Oh iya. Mood lo sekarang gimana?"
"Mungkin udah sedikit membaik."
"Pasti gara-gara ketemu Sungwoon kan," kata Jimin sok tau.
"Nggak lah. Kan udah pulang sekolah."
"Apa sih Chinta."
"Gak tau haha."
"Cewe ter-gak jelas yang pernah gue lihat cuman elo."
"Masa sih. Gak mungkin lah. Eh emang gue orangnya gak jelas ya!?"
"Iya lah."
"Lo juga kadang gak jelas Jim."
"Mana ada."
"Iya lah. Lo kan biasanya suka gak jelas."
"Nggak. Yang gak jelas itu elo, Chinta."
"Iya deh gue ngalah."
Jimin ketawa kecil gitu.
"Malah ngetawain lagi."
"Laper nih."
"Ya makan."
"Makan apa?"
"Gak tau."
"Makan lo aja gimana?"
"Heh Park Jimin. Mendingan sekarang lo fokus nyetir aja ih..."
"Canda kali. Temenin gue makan ya."
"Nemenin doang?"
"Emangnya lo mau apa? Traktir?"
"Nggak kok."
"Bilang aja. Gak usah sok malu-malu gitu sama gue."
"Tau ah Jim."
"Iya-iya gue traktir. Asalkan lo nggak marah sama gue."
"Siapa yang marah?"
"Sstt."
Jimin nyuruh gue diam.
♡♡♡
"Jim, gue kenyang banget ini. Lo sih suruh gue makan yang banyak," kata gue.Iya, gue kekenyangan banget. Jimin pesan lagi dan nyuruh gue buat habisin. Kan sayang kalau nggak dimakan. Kata orang tua, nanti nasinya malah nangis kalau gak habis.
"Ayo deh pulang. Udah selesai kan lo?" tanya Jimin.
"Udah tapi ini gue gak bisa gerak tau..."
"Ayo naik kebelakang gue, gue gendong," kata Jimin habis itu jongkok.
Gue mukul bahunya pelan, "Gak usah. Alay banget deh sampai digendong."
"Jadi?"
"Iya-iya gue jalan sendiri kok," kata gue terus berdiri.
"Ayo," Jimin ngerangkul gue.
"Kenapa pake acara rangkul gue sih. Gue gak papa. Pindahin tangan lo," ketus gue.
Jimin malah ngerangkul gue biar lebih dekat lagi.
"Jimin..."
Jimin malah ketawa, "Gue suka lihat lo marah-marah gitu. Lucu."
"Lucu darimananya sih, Jim?!"
"Hmmm."
"Ayo-ayo naik ke mobil," kata Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend [Park Jimin]✓
Fanfic[COMPLETED]Gue kira hubungan gue sama Jimin sebatas friendzone aja. Tau-taunya lebih. Started : 100418 End : 080419 2018, chintabangtan cover inspired by @suvinism