61

1.4K 114 0
                                    

8.44

"Halo kamu dimana?"

"Ya dirumah lah."

"Oh."

"Kenapa? Mau ajak jalan ya?"

"Nggak tuh."

"Oh. Terus ngapain nelpon?"

"Ya pengen aja."

"Gak jelas. Eh aku mau pergi."

"Sama siapa?"

"Cowok."

"Siapa?"

"Ya cowok lah."

"Maksud aku namanya siapa?"

"Kalau gak salah inisalnya J."

"Jaehyun?"

"Bukan."

"Jungkook? Kok baru bilang sih kalau kamu mau pergi?"

"Bukan juga. Ya gak kenapa-napa."

"Terus siapa?"

"Jimin."

"Emang kita janjian?"

"Ihh ya nggak. Tapi sekarang aku ajak kamu."

"Mau kemana sayang?"

"Jalan-jalan yuk. Bosan di rumah."

"Emang udah mandi? Aku udah mau kesana. Udah di mobil ini."

"Heh kamu udah mau kesini? Aku belum mandiii."

"Makanya buruan mandi sana. Aku udah mau jalan."

"Aduh iya, iya."

♡♡♡

Selesai siap-siap, gue nunggu Jimin di ruang tamu. Katanya udah jalan ini belum datang juga. Dan hp gue bunyi dan ternyata itu dari Sindy bukan Jimin.

"Halo sin? Kenapa? Kangen yaaaa?"

"Ew najis lo."

"Ya terus kenapa lo telpon?"

"Lo followan gak sih sama Lena?"

"Nggak. Kenapa emang?"

"Dia tuh upload story dan lo mau tau apa gak?"

"Ya mau tau lah."

"Foto dia sama Jimin."

"Hah?!"

"Gue kirimin ke elo ya fotonya."

"Okay."

Gue langsung lihat apa yang dikirimin Sindy dan ternyata itu foto Jimin sama Lena lagi mirror selfie gitu.

Gue jelas cemburu. Mana fotonya deketan banget lagi.

"Jim? Kayaknya nggak usah pergi deh, aku malas."

"Hah? Ini aku udah di depan rumah kamu. Udah masuk di pintu lagi."

Gue langsung matiin telponnya.

"Kok nggak jadi? Kan kamu juga udah siap-siap tuh," kata Jimin yang baru datang terus duduk di samping gue.

"Aku mau nanya."

"Tanya apa?"

"Ini foto kapan? Terus kok kayaknya deket banget," tanya gue dan ngelihatin foto dia.

"Oh itu foto waktu lagi ngurus event kan sayang... waktu itu dia lagi foto eh ada aku ya dia ngajak deh."

"Tapi Jim, dia tuh upload terus pake stiker love tau gak ih."

"Ah masa sih?" kata Jimin gak percaya terus liat lagi fotonya.

"Makanya dilihat baik-baik." Gue mulai kesel.

"Jimin, kamu tuh egois. Kamu kalau aku aja cemburuan banget. Ngelarang-larang aku ini lah. Kamu juga larang aku foto sama cowo lain kan yang nggak deket sama kamu. Terus kamu aja malah foto gitu sama cewe lain. Ya aku sih gak terlalu masalahin fotonya, cuman ya kesel lah kalo liat kayak gitu."

"Jangan-jangan kamu selingkuh ya?" sambung gue.

"Maaf ya, Chinta. Maaf kalau aku egois, tapi jujur aku gak selingkuh dan gak akan pernah selingkuhin kamu."

"Gimana nggak sih, Jim? Kamu juga pernah antar pulang Lena kan? Kok itu juga gak pernah cerita ke aku? Aku malah tau dari orang lain, bukan dari kamu."

"Yang itu aku nggak cerita karna nanti kamu cemburu lagi terus kesel sayang."

"Ya jelas lah aku cemburu, tapi kan kamu ya cerita aja sama aku, toh aku juga gak bakal marah kan. Oh iya, aku juga denger kalau waktu urusin event itu kamu sama Lena sama-sama mulu."

"Okay, aku akuin kalau aku salah karna gak cerita sama kamu. Tapi, yang waktu urusin event itu ya aku kan sama dia ngurus bidang yang sama jadi ya gitu."

"Terus kenapa waktu Lena sengaja cium kamu, kamu gak marah? Keenakan ya?"

"Ya tuhan... yang itu karena aku gak mau ada keributan disana sayang."

"Tapi kan aku aja jarang cium kamu."

"Yaudah cium aja sekarang?" Jimin nyodorin pipinya. Gue dorong dia.

"Gak mau ah."

"Jadi gini ya Chinta. Aku minta maaf kalau aku salah. Dan sumpah ya aku gak selingkuh sama Lena ataupun sama siapa aja. Kan aku sayangnya sama kamu."

"Gak percaya tuh."

"Harus percaya dong."

"Nggak mau."

"Aku beliin es krim deh?"

"Heh kamu kira aku anak-anak apa yang dikasih es krim langsung mau nurut." Gue tambah kesel sama Jimin.

"Aduh iya, iya. Kalau gitu aku peluk deh." Jimin udah ngerangkul gue.

"Jimin... aku gak mau."

"Ya maunya apa dong?"

"Kamu pulang aja deh dulu."

"Nggak."

"Lah kok gak mau sih?" tanya gue.

"Kan kita mau pergi."

"Kita? Kamu aja kali."

"Kan kamu yang ajak."

"Oh aku ya? Kalau gitu aku batalin deh."

"Ngeselin ya kamu. Udah ayo gak usah marah-marah lagi." Jimin malah gendong gue.

"Jimin turunin gak!!!"

"Nggak mau."

"Jimin!"

Jimin nurutin apa yang gue bilang.

"Love you," bisik dia terus ngerangkul gue.

"Oh."

"Gak dibalas?"

"Love me too."

"Untung sayang," kesel Jimin.


TO BE CONTINUED
VOTE & COMMENT

Unexpected Boyfriend [Park Jimin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang