Gue udah nyampe rumah. Bareng Jimin sama Jungkook. Jungkook sih ikut sama Jimin ya karena motornya ada di rumah gue.
Taehyung ada ketemu sama temen lamanya dan Sindy tadi dijemput.
Sekarang di rumah gue masih ada Jimin ama Jungkook.
"Duh kangen gue main overwatch," kata Jungkook.
"Emang mainnya terakhir kapan?" tanya gue.
"Kemarin sebelum ke rumah lo."
"Yaelah. Baru kemarin Kook. Lo kayak kangen ke pacar aja."
Jungkooknya nyengir gitu. Tiba-tiba Jimin ketawa gitu sambil lihatin hapenya.
"Kayak orang gila aja ketawa sendiri," sindir gue.
Jimin masih ketawa, habis itu natap gue dan balik lihatin hapenya lagi.
"Sekarang senyam-senyum, udah kayak orang gila beneran. Lagi chatan sama pacarnya kali," celetuk Jungkook.
"Pacar gue mana ada," kata Jimin.
"Kalau gitu gebetan deh. Eh udah jam setengah enam, gue balik dulu ya Chinta. Lo Jim, gak balik?"
"Tunggu bentar gue," kata Jimin.
Gue sama Jimin ngantar Jungkook sampai keluar.
"Hati-hati ya Kook," kata gue.
Gue kembali duduk di sofa. Jimin pun begitu. Dia masih asik sama hapenya sendiri tapi sekarang udah gak ketawa-ketawa lagi, mukanya rada serius gitu.
"Jim, gak pulang?"
"Diusir nih gue?"
"Bukan gitu, Jimin. Nanti dicariin mama lo gimana?"
"Udah izin gue. Tenang aja."
"Oke."
Gue lanjut nonton tv. Mau main hape juga ngapain. Kosong.
"Chinta, mau tanya dong. Jaehyun biasanya deket sama siapa?"
"Sama temen bangkunya si Winwin."
"Maksud gue temen cewek di kelas kita, Chintaku."
"Oh... bilang kek."
"Ini gue baru aja bilang."
"Jaehyun yang deket banget sih sama segengnya Yura, tapi dia baik ke semuanya kok. Emang lo gak pernah perhatiin Jaehyun ya?"
"Ngapain juga gue merhatiin Jaehyun, mendingan elo kan."
"Ya ngapain lo merhatiin gue?"
"Kali aja kan lo suka sama gue."
"Kepedean..."
Padahal emang bener:)
"Mau cerita nih gue," kata Jimin.
"Cerita aja."
"Kok gue tiap hari sebel ya sama kelakuannya Yura sama gue?"
"Sebel kenapa?"
"Ya itu dia suka banget ganggu-ganggu gue. Risih banget."
"Bilangnya gitu eh tau-taunya malah demen," sindir gue.
"Gue kan pernah bilang kalau lagi suka sama orang. Yakali gue suka sama Yura."
"Awas karma. Btw, sebelum pulang lo makan dulu ya. Kayaknya mba udah masak tuh. Gue kebelakang dulu ya, sekalian ambil minum."
Gue berdiri dari sofa tapi tangan gue ditahan sama Jimin.
"Chinta."
"Apa Jimin? Haus juga? Nanti gue ambilin ya."
"Bukan."
"Apa dong?"
"Jangan berubah ya," kata dia tiba-tiba.
"Apa sih Jim? Ngapain gue juga berubah. Gue bukan power rangers kok, jadi tenang aja."
"Gue beneran."
"Iya-iya gue gak berubah kok. Ngapain sih nanya ginian? Lo juga gak bakal berubah kan?"
"Gak tau."
"Kok gak tau sih... lo nyuruh gue buat gak berubah, sedangkan lo aja gak tau."
Jimin cuman senyum.
"Udah ah, dasar Jimin gak jelas. Gue mau ambil minum dulu."
"Ya ambil aja."
"Gimana ngambilnya kalau tangan gue masih lo pegangin, Park Jimin?"
"Eh iya."
Jimin langsung ngelepas tangan gue.
Jimin emang terkadang suka ngeselin. Untung gue sayang^__^
Chapter ini memang pendek hehe:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Boyfriend [Park Jimin]✓
Fanfiction[COMPLETED]Gue kira hubungan gue sama Jimin sebatas friendzone aja. Tau-taunya lebih. Started : 100418 End : 080419 2018, chintabangtan cover inspired by @suvinism