stalking

2.2K 127 0
                                    

"Sejak kapan lu suka adek gue?"
Pertanyaan imidatasi menohok Sandaris, saat polisi beranak satu itu mendekati dirinya.

"Gue sih, gak ngurus status. Yang penting mengayomi dan bertanggung jawab. Dah itu aja sih."
Ucapan final, membuat dia makin bingung. Datang-datang gak say hello gitu.

"Napa dah??"
"Lagi makan nih gw, gak sempat makan dirumah."

"Makannya ndang di halal in.."
Ryan, mas kandung reni. Sekaligus sohib ter-Kampretnya sandaris. Dari SMP sampai kerja gini. Ini dua anak selalu bareng-bareng. Bedanya,ryan udah berkeluarga. Kalo dia kan.... you know lah.

"Siapa sih yang bilang gw suka sama adek lo???"

"Anakmu tuh razel. Dan tatapan elo ke adek gue tuh gak biasa."
"Tantangan elo sih, terberat nih ye.. si Adipatih."
Ryan membuka salah satu galeri miliknya, dia menunjukkan foto patih ke sandaris.

Sandaris manggut-manggut, ini orang keren sih. Tampang fansnya banyak. Cepet laku nih.

"Adek elo tuh masih muda.. dia pantes sih dapet yang modelan kayak gini."
Komentar dirinya dibaringin decakan oleh ryan.

"Muda tua sama aja keles, yang penting ini dan niat elo nikah."
Ryan menunjuk ke arah dada sandaris.

"Nih gue kasih IGnya reni. Stalking aja sepuasanya."
Ryan memberikan Hpnya yang sudah terbuka ke timeline adeknya itu.

Mata dan tangannya sibuk mengulir ke bawah dan kesamping,sesekali tersenyum saat menemukan foto reni.
Dan dia spontan merubah ekspresinya ketika menemukan foto reni dan patih.
"Ini siapa??"
Sandaris menoleh ke ryan, yang sedang asyik mainin mario brother di hp sandaris.
"Oh, itu bira.. mereka berempat tuh udah temenan dari SMP."
"Anaknya om nugroho. masih satu komplek sih."

"Gak asing gitu mukanya."
Sandaris mengamati muka bira dengan seksama.

"Oh. Gue inget.. dia satu stan sama gue pas ada acara sama PMI, arek perawat ya??"
Ryan menganggukan kepalanya tanda setuju.

"Kalo yang ini, yan.."
Sandaris hari ini tuh persis kayak ABG yang stalking gebetannya.

"Tuh Banyu."
"Kalo mau deketin reni, masuk ke bira aja. Tuh anak easy going banget. Dia netral orangnya.. saran sih."

"Gue gak serendah itu keles, main tikung temennya buat deketin calon istri anak-anak gue."

Ryan memutar kepalanya mendengar pernyataan sandaris.
"Calon?????"
"Yakin? Gue pikir elo mau pacaran gitu."

"Gue makin hari makin tua, yan.. dan elo tau sendiri gue punya anak yang masih kecil. Gak bisa 24jam gue pantau walaupun ada mama dan keluarga gue yang siap nemenin 2 junior sandaris itu."

"Elo deketin adek gue bukan karna, buat alat baby sitter anak elo aja kan??"
Selidik ryan.

"Ya Allah Gusti, pikiran elo ya. "
"Ya gak buat anak-anak gue aja. Bapaknya juga butuh.. asupan biologis real."
Ryan ngakak denger kalimat akhirnya. Ngenes bat nih sahabat satu.

"Pepet terus aja. Jangan sampai ada celah sih."
"Jangan beliin dia kucing. Takut banget sama kucing. Walapupun sejenis persia. kalo elo ngeyek beliin. Gak dapet jatah ntar."
Ryan mengambil hp miliknya dari pegangan sandaris. Dan berlalu menepuk pundak. Memberikan semangat ala-ala mereka.

..... ...... ...... ....

Banyu meminjam hp reni untuk dia live ig.
Setelah melihat penontonnya yang cuma secuil akhirnya mengakhir live.

"Ig elo isinya give away deh rata-rata."
"Gini nih dapet emang??"
Saat ini, reni sedang tiduran di kaki banyu. Yang lagi sibuk buat lamaran di salah satu Hotel di blitar.

"Hehehe gak juga sih."
"Yuyu...."

"Hmmmm..."

"Percaya gak sama first love gitu??"
banyu melirik reni sesaat dan meneruskan tulisannya.

"Kesemsem siapa??"

"Gue suka deh sama mas nya ajeng."
"Bukan suka labil gitu, gue malah berharap dia jadi calon suami gue."

"Dia duda lohh., yakin siap batin & lahir kalo berkeluarga bareng dia?"
Ditanya seperti itu reni malah menatap kearah pintu kamar banyu. Bukan pintunya tapi, sosok yang akan masuk ke dalam kamar.

"Bira.."
Celetuk reni akhirnya.

"Gue dukung."
Tanpa aba-aba bira menyerukan kalimat barusan.
Dan duduk di depan banyu dan reni.

"Gue dukung elo sih, mas sandaris orangnya gentle abis. Gue pernah satu kerjaan sama dia. Kharismanya itu kerasa gitu loh. Ya emang umur sama muka beda. Gue aja sempet terkecoh. Tak pikir lok masih 20 tahun gitu. Ternyata udah kepala 3 pertengahan."

"Dia duda."
Bira otomatis mengernyitkan dahinya mendengar lontaran kalimat dari banyu.

"Terus napa?? Duda atau bujang punya hak untuk menikah keles."
"Kalo reninya seneng mah gue iya aja."
Reni hanya diem diantara perdebatan mereka berdua.
Perasaan dirinya yang lagi kesemsem kok malah ini anak dua yang ngobrol gak santai.. hahh..

Nikahin aku Om!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang