EYA[12] Our Baby

22.5K 1.8K 234
                                    

Selamat membaca Crazy Couple...

🍑🍑🍑

Pengaturan tidur tidak mengganggu Eya. Asalkan ia tetap tidur di kasur yang empuk, baginya tak masalah walaupun harus tidur bersebelahan dengan Zoffan. Dia yakin Zoffan nggak mau lagi macam-macam dalam tanda kutip. Eya sangat yakin akan hal itu.

"Nanti kita ke dokter, siap-siaplah dari sekarang."

Eya menggeliat dari tidurnya. Ia sebenarnya masih ingin tidur, namun suara dingin Zoffan mengganggu. Beberapa hari ini, lelaki itu tak banyak bicara kepada Eya kecuali di depan abi dan uminya. Kalau mereka hanya berdua seperti sekarang, Zoffan lebih senang tenggelam dalam dunianya sendiri. Lelaki itu mengerjakan sesuatu yang tak ingin Eya ketahui di laptonya.

"Memangnya ngapain ke dokter?" tanyanya. Ia menarik selimutnya dan tidur membelakangi Zoffan yang berdiri di sebelah tempat tidur. Lelaki itu habis lari pagi, kelihatan dari keringat di dahi dan anak-anak rambutnya.

"Kamu bodoh atau pura-pura bego?"

Zoffan melipat tangan di dada. Kenapa wanita satu itu lemot sekali? Zoffan saja bisa mersa kalau saat ini Eya menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Ya, dia mencari tahu lewat temannya yang sekarang bertugas menjadi bidan bantu dengan membeberkan perubahan-perubahan Eya yang tampak oleh matanya. Wanita itu mengalami morning sickness walau enggak setiap pagi. Dia jadi makhluk pemalas. Walaupun biasanya juga Eya malas tapi sekarang jadi malas luar biasa.

Zoffan juga pernah mencari tahu dari fisik Eya. Ia melakukannya diam-diam waktu wanita itu tidur. Itu juga atas anjuran teman sintingnya yang kerja di rumah bidan desa. Katanya payudara wanita hamil akan mengalami perubahan. Anjuran gila yang membuat Zoffan mengangguk karena memang melihat perubahan itu di tubuh Eya. Oh iya, mengenai hal itu. Mereka sekarang ini suami istri, menyentuh saja disahkan apalagi melihat. Begitulah Zoffan membenarkan tindakan mencurilihatnya itu.

"Apaan sih, pagi-pagi udah ngajak ribut?!"

"Mandi cepat, cuci rambut biar kepalamu sekalian otaknya bersih supaya bisa mikir dengan benar!"

"Aku masih mau tidur. Tadi malam Umi bilang mau bantu-bantu masak buat hajatan di rumahnya Uni Halimah. Aku masaknya nanti aja. Kalau kamu mau ke dokter, pergi aja sendiri."

Zoffan memutari tempat tidur ke sisi Eya tidur. Ditariknya selimut wanita itu hingga Eya menjerit.

"Bisa bicara baik-baik nggak sih? Main tarik aja!" Eya duduk dengan merengut sebal. Ah dia ingin setiap harinya santai, tiduran, dan leha-leha. Dia tengah  terserang malas beberapa minggu ini. Dipaksa untuk bangun membuatnya kesal setengah hidup.

"Melawan, ayo melawan terus! Dibilang bangun mandi ya lakukan! Istri macam apa yang nggak nurut sama suaminya! Kamu itu nggak bisa nurut ya kalau nggak dipaksa!"

Dipanggulnya tubuh Eya berjalan cepat ke kamar mandi. Akibatnya, punggung Zoffan menjadi sasaran kekesalan sang istri.

"Kurang ajar! Turunin! Berhenti, gila!" Empat pukulan untuk satu kalimat mendarat empuk di punggung keras lelaki itu.

Hap!

Tubuh Eya diturunkan Zoffan di ubin kamar mandi.

Crazy Revenge (Ful Bab)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang