EYA[28] Assailant

15.7K 1.8K 167
                                    

CKREK

"Han, Abang Fiy bodoh banget enggak sih?" tanya Zoffan kepada Eya yang sedang tidur nyenyak dengan posisi miring.

Zoffan memerhatikan hasil foto-foto Eya yang ia kumpulkan sebulanan ini. Untung dia diingatkan oleh Ardinal tentang foto Eya. Sejak hari kelulusannya, Zoffan mulai mencuri banyak foto Eya. Ia sengaja mengambil diam-diam agar mendapatkan hasil alami.

Ey kalau diajak foto pasti wajahnya enggak enak banget. Kalau enggak manyun ya menjungur. Eh, sama ya, sama-sama memajukan bibir. Tahu aja bibir itu makin seksi sejak ia bawa latihan silat setiap hari.

Seperti sekarang ini. Eya tidur dengan wajah tenang sekali. Bibirnya sedikit terbuka. Mimpi apa sih? Curi satu kecup boleh? Ditelusuri oleh Zoffan bibir Eya dengan ibu jarinya. Perempuan itu bersuara namun tetap lelap. Akhirnya, Zoffan tak lagi mengganggu Eya dan berbaring di belakang sang istri. Dia melingkarkan tangannya ke perut Eya.

"Kak Zura mungkin yang paling cantik di mata abang. Tapi kamu, Hani, kamu paling cantik di mata aku. Bukan, bukan hanya di mataku. Kamu paling cantik di dunia ini. Aku sungguh beruntung dititipkan malaikat dalam rahimmu. Anak kita pasti akan menuruni rupamu, Hani.

Aku sudah banyak bikin sengsara kamu, ya Hani. Tapi kamu tenang aja. Sejak aku menikahimu, niatku untuk main drama denganmu selesai. Aku benar-benar mensyukuri dirimu jadi istriku. Bisa 'kan kamu lupakan abang dan serius berumah tangga denganku? Aku udah maafkan masa lalu kamu. Biarkan saja abang menyesali kesalahannya, tapi kamu jangan ingat abang lagi. Bisa 'kan, Hani? Aku sayang kalian, Hani dan dede."

Zoffan pura-pura tidak mengerti ketika Eya bertanya judul drama apa yang dia mainkan. Drama? Mungkin sebelum menikah, ketika kemarahan mengungkung hatinya, Zoffan berniat menyiksa Eya dalam pernikahan drama. Itulah yang dipercaya Eya sampai sekarang.

Pada kenyataannya, Zoffan serius menikahi Eya tanpa mengingat balas dendam. Sudah Zoffan katakan, ia tidak berani mempermainkan hubungan sakral di mana ia telah berjanji kepada Tuhan untuk menjadi suami Eya.

Dalam perjalanan rumah tangga mereka, Zoffan kehilangan kendali. Ia selalu emosi ketika melihat Eya masih saja mengharapkan Zahfiyyan. Bulan demi bulan berikutnya, Zoffan mulai bisa mengurangi perangai buruk itu. Ia hanya berharap, Eya melupakan perasaan wanita itu kepada abangnya, Zahfiyyan.

***

"Loh kenapa pulang? Biasanya menemani Eya sampai selesai mengajar."

Zoffan naik ke teras, mengambil tangan Runa, dan mencium punggung tangan beliau. Ia duduk di bangku teras diikuti oleh Runa.

"Bang Fiy mau datang. Umi enggak dikabari?"

Runa menggeleng. "Umi rindu Fiy. Fiy benar-benar tidak mau datang ke rumah kita lagi."

"Itu salah abang sendiri."

"Dia pasti sedih setiap ke sini jadi ingat Zura. Karena di sini semuanya dimulai."

"Zoffan enggak suka Umi salahin Eya!"

"Umi tidak menyalahkan Eya. Umi cuman bilang—"

"Umi bilang semuanya dimulai di sini. Karena pernikahan abang dengan Eya? Itu semua salah Bang Fiyyan! Abang harusnya menolak Eya! Abang harusnya tidak ambil keputusan gila itu! Sekarang Abang Fiy kehilangan Kak Zura. Itu adalah balasan untuk dia!!"

"Assalamu'alaikum." Zahfiyyan berdiri di ujung teras. Lelaki itu memerhatikan raut wajah ibu dan adiknya.

"Wa'alaikum salam. Fiy baru sampai. Ayo masuk," ajak Runa pelan. Ia membimbing Zahfiyyan masuk. Wanita itu menelan ludahnya dengan mata berkaca-kaca.

Crazy Revenge (Ful Bab)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang