Kalau kemarin kita bertemu Eya dan segala rencananya, sekarang mari kita ikutin kisah sang berondong yang alim-alim brengsek.
Selamat membaca
💋💋💋
Zoffan meluruskan kakinya sehabis melakukan wall climbing bersama Radeka. Mereka tengah mengistirahatkan tubuh yang berkeringat. Tiupan angin dari hutan di belakang kampus mengibarkan rambut kedua pemuda itu. Radeka meneguk air mineralnya rakus. Ia menyodorkan botol bekasnya kepada Zoffan dan mendapat gelengan dari pemuda itu.
"Eh, mukamu kenapa, Fan?" Diingatnya bahwa baru-baru ini Zoffan baru saja putus, ia tertawa. "Ini wajah-wajah orang gagal move on."
Yang ditertawakan tidak tersinggung apalagi marah. Justru ia mengklarisikasi dengan baik-baik. "Nope. Bagiku, dikhianati sekali, maka tutup sudah kisah kita berdua."
"Ah, benar. Buat apa dipikirin. Cewek masih banyak di dunia, ya nggak?" Radeka membungkukkan punggungnya, membuat posisinya dapat mencium lutut dan meluruskan tangannya ke kaki.
Zoffan menekan punggung Radeka dalam posisi tersebut. "Right. Dalam kamus hidupku, enggak ada galau hanya karena putus cinta. Pacaran ya pacaran, cinta, sepertinya belum."
"Buaya kamu, Fan!" Radeka memberontak lalu duduk kembali dengan posisi masih berselonjor. "Jadi kamu jalan sama Niki nggak pakai cinta?"
Zoffan angkat bahu. "Aku kasihan sama dia. Kalau aku tolak, nanti dia frustasi."
"Kepedean kamu! Noh, buktinya si Niki selingkuh!" Sepasang alisnya dinaik-turunkan oleh Radeka. "Pernah kamu cium nggak itu cewek? Barangkali servismu kurang," ejeknya.
Radeka tidak yakin bagaimana gaya berpacaran temannya itu. Punya pacar saja, merupakan kemajuan terbesar dalam hidup Zoffan. Karena yang ia tahu, keluarga Zoffan tidak membolehkan anak-anak mereka berhubungan dekat dengan lawan jenis.
Zoffan tidak membalas godaan Radeka. "Dia sendiri yang mau lepas kalau gitu. Buat apa galau, cowok kayak kita nggak pantas galau. Yang galau hanya perempuan."
"Kalau nggak galau, mukamu yang kusut gini kenapa? Banyak utang? Dipaksa abi nikah?"
Zofan melempar Radeka dengan carabiners. Benda itu dimasukkan oleh Radeka ke saku celananya.
"Bukan masalahku. Ini masalah keluarga. Tapi aku nggak akan biarkan keluargaku diacak-acak oleh cewek sinting itu!"
Radeka melipat kakinya bersila. Menghadap Zoffan lalu berkata, "Tunggu tunggu tunggu! Cewek sinting... sepertinya menarik. Memang apa yang dia lakukan?"
"Pelakor! Sinting! Dia mau jadi istri kedua Bang Fiyyan."
"Bang Fiyyan ingin poligami?"
Zoffan menggeleng. "Tapi bisa aja."
"Ya sudah, kalau sama-sama mau."
"Kakak iparku nggak mungkin setuju, pekok!"
"Kamu saja yang ajak nikah si cewek sinting!"
"Najis! Lebih manis anjing dari itu cewek!"
Radeka menekurkan kepala Zoffan. "Aku masih nggak percaya sama kamu, Fan. Kamu anak kandung Abi Syofiyyan Yusuf? Mulut kamu isinya neraka semua!"
"Mulut kamu koreng, Dek! Sama busuknya!"
"Ya ampun. Percuma woy solat lima waktu Jumat nggak pernah tinggal, kalau omongan nggak bisa disaring. Malu jadi adiknya Bang Fiyyan!"
"Kayak hidupmu bener aja, Dek! Setiap minggu sewa hotel! Modelan kamu nggak pantas ngomongin solat. Jangan suka membandingkan orang! Zoffan ya Zoffan, Zahfiyyan ya Zahfiyyan, sama-sama anak Abi Syofiyyan. Surga sama neraka imbang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Revenge (Ful Bab)
Fiksi UmumDendam mengawali semuanya. Hujan, hitam, dan pekat. Malam dan hujan menyatukan mereka secara paksa. Dapatkah mereka keluar dari carut marut perasaan dendam yang tak berkesudahan? Hingga suatu hari, cinta mendatangi kediaman mereka. Dapatkah merek...