Ceritanya serius yes, dan drama. Kasev tahu ini cerita mainstream banget. Semoga nggak ada yang bilang ini mirip A, mirip B, karena ini cerita punya aku. Eya dan Zoffan adalah balas dendam aku tehadap mereka yang sudah merusak fantasi indah tokoh ceritaku sebelumnya. Aku mikirin ide ini udah lama dan baru sekarang berani menuliskan.
Selamat membaca.
💋💋💋
Eya Driella jatuh hati kepada Zahfiyyan Sharnaaz sejak duduk di bangku kuliah S1. Lelaki pemilik wajah ramah yang murah senyum itu membuat Eya berharap menjadi belahan jiwa. Ia tidak melakukan pendekatan langsung. Ia tidak menembak Zahfiyyan dan mengajak pacaran seperti yang dilakukan remaja wanita kebanyakan. Ia juga tidak mencari perhatian Zahfiyyan. Ia hanya melihat Zahfiyyan dari jauh. Lalu ia meminta tolong kepada pamannya Fakri. Lewat Fakri Eya mengatakan jika dirinya ingin menjadi pendamping hidup lelaki itu. Meskipun ia tidak pernah terlibat pembicaraan dengan Zahfiyyan, tapi lelaki itu tahu bahwa Eya memiliki harapan untuk menikah dengannya.
Sayangnya, Zahfiyyan menolak. Sejak kata penolakan itu didengar, Eya menjauh dari kehidupan lelaki itu. Ia meninggalkan tanah kelahirannya, orang tuanya, dan segala masa lalunya. Melanjutkan kuliah S2 di kota lain, ia menjadi Eya Driella yang baru. Ia mampu menyelesaikan studinya dengan cepat dan sempat bekerja di Batam.
Kemalangan menjajah hidupnya sekali lagi. Eya kembali ke kota kelahirannya untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhir. Tidak ada seseorang yang menghapus air mata kesedihannya. Kesedihan begitu terasa saat dirinya sendiri. Air mata itu terbit dan mengering sendiri.
Sebatang kara, ia menghibur dirinya dengan pergi ke Pulau Dewata. Di sana, ia mendapatkan undangan reuni dari teman-teman S1 di Surabaya. Ia semakin bersemangat ketika melihat nama Zahfiyyan akan hadir di kota itu. Sejak pertemuan kembali itulah, Eya bertekat mengejar kebahagiaannya yang baru.
"Tante, assalamualaikum." Eya berjalan cepat. Ia mencium punggung tangan calon ibu mertuanya. Runa tengah menyiram bunga di teras.
"Zahfi sudah datang, Tante?" Runa meletakkan alat penyiram bunga di atas bangku rotan. Eya memilih duduk di sebelah bangku tersebut menunggu jawaban Runa.
"Belum ada. Apa dia janji mau ke rumah?"
Eya mengangguk antusias. Dia sudah tidak sabar bertemu lelaki itu lagi, tidak sabar menjadi istrinya, dan hidup bersama dalam kebahagiaan.
Mereka menghabiskan sore dengan bercerita banyak hal. Bagaimana Eya mengenal Zahfi, bagaimana sosok Zahfi selama kuliah, dan banyak lagi tentang lelaki itu.
"Lho, Fan kemana aja hari ini? Tumben tidak memberitahu Umi?" Runa berhenti bercerita ketika melihat kedatangan anak bungsunya.
Eya ikut berdiri. Karena ia dalam suasana hati yang baik, Eya melebarkan senyuman kepada calon adik iparnya itu. Senyumannya dianggap tidak ada artinya karena pemuda yang berusia beberapa tahun di bawahnya itu hanya melirik sekilas lalu masuk ke dalam rumah. 'Dasar nggak sopan,' Eya membatin.
"Tante, Eya mandi dulu ya. Iiih rasanya badan nggak enak deh, udah aktivitas dari pagi." Eya berpura-pura mencium bajunya dan melipat bibirnya ke dalam. Runa yang melihat kelakuannya ikut tersenyum.
Eya masuk ke kamarnya. Ia tidak tahu kalau di dalam, sudah menunggu seseorang. Jantungnya hampir melompat turun saat Zoffan menghampiri dirinya yang tengah mencopot jarum pentul di puncak kepala.
"Eeh kamu ngapain ada di sini?" Eya berkata sinis, dari awal adik Zahfiyyan ini sudah menampakkan aura permusuhan kepada Eya.
"Buat mengingatkan kamu dan niat terselubungmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Revenge (Ful Bab)
General FictionDendam mengawali semuanya. Hujan, hitam, dan pekat. Malam dan hujan menyatukan mereka secara paksa. Dapatkah mereka keluar dari carut marut perasaan dendam yang tak berkesudahan? Hingga suatu hari, cinta mendatangi kediaman mereka. Dapatkah merek...