Ramein yaaah Gesss ....
Semangat nulis jd dondon ini.🍑🍑🍑
"Aaah senangnya. Ayo kita bebas di sini."
Langkah Eya tersaruk-saruk sewaktu tangannya ditarik suaminya menuju penginapan. Eya sudah berusaha menggoyangkan tangannya agar terlepas. Zoffan seratus kali lebih kuat darinya. Pemuda itu senang berolahraga. Terbukti otot-otot yang terbentuk di tangan Zoffan semakin membuat kekuatan tangan Eya bagai tiada arti. Barangkali ia hanya menang dalam perang kata-kata. Secara fisik, ia kalah jauh. Akhirnya, di sinilah Eya berada. Terkurung berdua dengan sang macan tutul.
Zoffan langsung menuju kamar mandi dalam kamar tersebut. Sekeluarnya dari sana, wajahnya telah basah oleh air wudhu. "Ayo solat," ajaknya pada Eya yang masih berdiri terpaku di depan pintu.
Eya tak mau membuat masalah baru. Ia segera mengikuti intruksi Zoffan. Setelah berwudhu, Eya mencari mukena dalam tasnya. Ia segera membungkus dirinya dengan setelan berwarna maroon tersebut. Meninggalkan sejenak pertanyaan dan perasaan takutnya, Eya khusu' diimami suaminya.
Setelah selesai melaksanakan ibadah, keduanya terdiam. Tak ada yang bergerak dari duduk tawarruk*. Melihat penampilan Zoffan sehabis salat, siapa pun pasti tak akan percaya kalau Zoffan telah menghamili Eya dengan paksa. Siapa pun tak akan percaya kalau Zoffan pernah membuang Eya ke hutan. Satu pun tak akan ada yang mendengarkan kalau Eya katakan bahwa Zoffan sering berbuat kasar kepadanya. Kesimpulan Eya, Zoffan seperti belalang sembah yang sangat pandai berkamuflase.
Zoffan bergerak terlebih dahulu. Eya melakukan gerakan reflek begitu Zoffan menampakkan tanda-tanda tersebut. Wanita itu mengingsut mundur. Zoffan semakin mendekat hingga Eya akhirnya menggulung dirinya dengan memeluk lutut.
"Wanita pintar," ucap Zoffan menepuk kepala Eya bangga. Eya sudah takut kepadanya, itu jelas sekali dari pertahanan yang dilakukan wanita itu. Dengan begitu, Eya akan berpikir seribu kali untuk melawan kepadanya.
"Lepas dulu tangannya." Zoffan menarik kedua tangan Eya hingga terlepas.
"Aku bersumpah, kalau kamu macam-macam aku akan teriak!"
"Teriak aja. Untuk itulah aku pilih tempat ini, di sini kita bebas."
"Kenapa kamu seperti ini kepadaku? Sebenarnya salah aku ke kamu itu apa? Aku nggak kenal sama kamu tapi kenapa kamu hukum aku begini? Kamu kira kamu akan baik-baik saja setelah melakukan semua ini kepadaku? Sumpah demi Tuhan aku bersumpah kamu yang akan menyesal nanti!"
"Kamu marah-marah kenapa sih?" Zoffan menarik tangan Eya. "Memangnya aku mau ngapain?"
"Aku benci kamu!"
"Aku juga."
"Tolong, lepaskan aku. Tolong aku udah nggak bisa lagi. Aku takut."
"Itu bagus. Kamu harus takut."
"Aku minta maaf. Aku emang udah mengacaukan kehidupannya. Tapi aku juga nggak suka dia jadi hancur seperti ini."
"Jangan mulai!" Zoffan menatap bengis kepada Eya.
"Kamu nggak usah takut. Setelah kamu ceraikan aku, aku nggak akan datang lagi di kehidupan kalian. Aku akan kubur perasaanku, aku nggak akan mengganggu Zah—"
"Jangan membahas hal itu! Aku udah bilang, jangan mulai!" Dengan satu gerakan tiba-tiba, tangan Zoffan kini telah mencekal dagu Eya.
Perbuatan lelaki itu membuat seluruh tubuh Eya gemetaran. Perasaan takut itu datang lagi. Tangisannya ia tahan agar tak membuat murka lelaki di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Revenge (Ful Bab)
Ficción GeneralDendam mengawali semuanya. Hujan, hitam, dan pekat. Malam dan hujan menyatukan mereka secara paksa. Dapatkah mereka keluar dari carut marut perasaan dendam yang tak berkesudahan? Hingga suatu hari, cinta mendatangi kediaman mereka. Dapatkah merek...