Pulang

162 15 4
                                    

Hari menjelang petang,
hujan berjatuhan dari langit yang remang.
Petrichor bercampur dengan aroma masakan rumah yang baru matang.
Tiba-tiba hatiku terangsang,
oleh rindu dan hasrat ingin pulang.

Sudah hampir dua tahun aku menumpang hidup di kota orang.
Dua kali ramadhan di sini membuatku merasa begitu malang.

Sesederhana mencium aroma ikan asin saja bisa membuatku sedih tak kepalang.
Teringat ibu di rumah dengan masakannya yang selalu membuat lidah bergoyang.

Di sini, tak ada suara lembut ibu: "ayo sahur, sayang".
Bangun-bangun mengerang,
kesal tak sempat sahur karena hari sudah siang.

Di sini, tak ada rebutan dengan adik atau kakak perkara lauk atau kuah kolak pisang.
Seringkali hanya makan sendiri dalam kamar yang lengang.

Aku rindu...
Aku rindu...
Aku ingin pulang.

Bulir Hujan Dan PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang