Kerja Paruh Waktu

110 8 0
                                    

Tidak untuk kemarin.
Tidak untuk hari ini.
Apakah pun tidak untuk esok dan seterusnya?
Aku lelah bersembunyi di balik punggung-punggung itu,
mengendap-endap melalui ekor mataku,
menatap hanya sebatas pundak atau ujung sepatu, karena takut tertangkap oleh matamu.
Aku lelah,
sungguh.
Mestinya sedari dulu,
cukup kujadikan perihal mengagumimu sebagai kerja paruh waktu,
agar tak lagi kumengeluh dan menjadi kisruh.
Mungkin, aku takkan pernah memilikimu secara utuh, sebab takdirku dan takdirmu tak pernah digariskan untuk saling menyentuh.

Bulir Hujan Dan PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang