Aku menunggu
Kau menunggu
Kemudian saling gagu
Lalu meragu
Aku tak tahu
Apakah ragu ini hanya milikku
Atau pun kau begitu
Malam itu mataku perih
Bukan karena cahaya dari persegi yang benderang di tengah gulita
Tapi karena katamu aku hanyalah bulir hujan diantara milyaran bulir hujan lain yang datang tanpa diminta
Mungkinkah ini hanya dugaan hati yang terlalu sering terluka
Sehingga seakan semua luka selalu tertuju padanya?
Aku menunggu
Karena takut semua hanya semu
Dan aku terlalu pemalu
Tak mampu memulai segalanya lebih dulu
Tak mampu walau hanya mengucap kata mau
Jika suatu saat kau menemukan puisiku tentangmu
Dan kau pun mau
Maka jawablah sangsi-sangsiku
Dan jadikanlah semunya mudah bagiku dan kamu