Kepada bunga yang merekah di akhir musim kering dan awal musim penghujan
Maaf, aku harus membunuhmu untuk kali yang ke sekian
Ini salahmu juga
Mengapa tumbuh di tanah yang gemar tertawa dan bercanda?
Sehingga seluruh hidupmu menjadi lelucon belaka
KAU TAK PANTAS HIDUP, kata mereka
Biar aku yang membunuhmu
Bukan nada-nada yang memupuk rindu
Bukan kalimat-kalimat lalu yang tumbuhkan sendu
Bukan tanah itu yang menganggapmu lucu
Di tengah hujan air asin dan hati yang kelabu
Aku akan membunuhmu
Kau tumbuh di tanah yang salah, bunga
Sebab itu di hatiku sebuah luka besar menganga
Aku akan membunuhmu
Aku akan membunuhmu, bunga!