Malam pukul sembilan
Diriku hanyut dalam buaian
Tentang ingatan-ingatan manis bersama wanita pujaanDia adalah wanita paling cantik
Sangat apik
Dan juga amat baikAku sangat mencintainya
Memujanya
Mengasihinya
Menyayanginya
Mendambanya
MembutuhkannyaTapi...
Persetan dengan kesibukanku yang sering mengabaikannya!
Persetan dengan murkaku yang sering melukainya!
Persetan dengan kerasku yang sering menyulut emosinya!
Persetan dengan kebodohanku yang sering menolak kasihnya!
Persetan dengan gengsiku yang menahan segalanya...Tuhan memberiku waktu 16 tahun untuk mencintainya
Namun aku yang tolol ini malah membuang-buangnya
Hampir tak pernah diri ini menunjukan cinta kepadanyaAku tolol!
Tuhan memberiku waktu 16 tahun untuk memeluknya
Mendekapnya
Membelainya
Menciumnya
Mengucapkan satu kalimat tiga kata: aku cinta kamuAku sangatlah tolol!
Sampai hari itu tiba...
Sadarlah aku bawah waktuku telah habis
Dan aku telah mencapai titik ketololanku
Yang pada detik terakhir waktuku
Kutakbisa melenyapkan gengsikuMata terpejam...
Bibir mengatup rapat...
Nafas tak lagi berhembus...
Jantung tak lagi berdegub...
Tubuh tak lagi mampu memeluk...Bersama dengan tanah yang jatuh
Mataku melepuh
Hatiku meluruh
Dibakar duka yang bergemuruhAir mataku tumpah ruah
Melihat dirinya yang mulai lenyap tertutup tanahSelamat tinggal wanitaku...
Wanitaku...
Yang mencintaiku bahkan sebelum ia dapat melihat dan mengenalkuWanitaku...
Yang mencintai baik dan burukkuWanitaku...
Yang kupanggil "Ibu"Wanitaku...
Maafkan aku