Sungguh kau berparas indah
Berhidup megah
Namun, sayang tak terarah
Berujar tak pernah diolahMungkin karena sudah terbiasa dipeluk kemewahan
Nyaris tak pernah disapa kesedihan
Dirimu tak tahu bagaimana rasanya hati yang teriris omonganTuhan, maafkan diri ini yang memendam luka
Kemudian berharap dirinya bertemu duka
Ditinggal suka
Bahkan mendapat celakaTapi,
Sungguh pedang lunaknya begitu menyayat
Meski tersirat dan hanya sebatas angin sesaat
Sayatannya dalam teramat sangat
Indah dirinya kini menjadi cacatTuhan, maafkan diri ini...
Lenyapkan lah luka ini dengan cepat
Namun, berilah ia kesulitan yang teramat
Kesulitan sebanyak bulir hujan yang menyerbu darat
Agar dia tahu bahwa karma adalah kebenaran yang tepat