Matamu sayu, wajahmu mengabu, menyirat beribu pilu.
Cumulunimbus seakan bertengger di pelupuk, membendung hujan di matamu.
Namun, malu selalu jadi pawang hujan andalanmu.
Menangislah...
Biarkan hujan berderai-derai dari matamu, bersamanya pula akan luruh luka-lukamu.
Menangislah...
Hujan di matamu tak berarti kau lemah dan payah.
Tetapi, sesekali, tumpah memang diperlukan untuk menyembuhkan hati yang patah, amarah yang membuncah, dan jiwa yang terlampau lelah.