Untuk Tuan Pengintip

123 8 0
                                    

Tatapan itu mengintip lewat matanya yang kecil, menerobos melewati rambutnya yang menjuntai menghalangi sebagian wajahnya yang tirus.
Saat mataku menemukannya, buru-buru ia lenyap didekap sipu.

Gurau-gurau berdengung mencapai telingaku, keluar dari bibirnya yang tipis serta bibir sejawatnya-- setelahnya. Gurau-gurau itu bersembunyi dalam bisik, maka jangan tanyakan aku perihal apa yang berhasil kucuri dengar.

Tuan, aku yakin kau bukan pemula perihal ini. Dan jangan kau nantikan sebuah awal dariku si Pemalu Ulung. Kau tahu, aku tak seperti wanita-wanitamu yang dulu.


Bulir Hujan Dan PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang