Jam delapan lewat dua puluh menit, Haein pun pulang dengan seragam polisinya yang masih dipakai. Yap, sore tadi dia ada tugas untuk berpatroli di dekat kampus Eunchae. Ngeliat Haein yang baru pulang, Eunchae yang tadinya baca novel, berdiri.
"Saya udah masakin makanan buat kamu," katanya sambil jalan menuju meja makan.
Haein melonggarkan dasinya dan sedikit terperangah ngeliat meja makan yang penuh masakan. "Ini semua... kamu yang bikin?"
Eunchae ngangguk. "Bukan makanan bekas resepsi kok, tenang aja. Saya baru beli bahan-bahan tadi siang."
Cowok itu membuka dua kancing pertama yang membuat cowok itu makin keren. Eunchae harus akui ketampanannya itu. Haein langsung meraih sumpit dan makan dengan lahap. "Kamu nggak makan?"
"Aku udah kok tadi," kata Eunchae merhatiin suaminya makan. Baru sadar kalau dia bilang 'aku', dia cepet-cepet meralat. "Mak--maksudnya, 'saya'."
Haein senyum. "Nggak papa. Malah kamu aneh kalau kamu pake 'saya'."
Lalu hening.
Lebih tepatnya awkward sih.
"Di rumah kamu ngapain aja?" tanya Haein membuka percakapan. Selalu cowok itu duluan. Eunchae jarang.
"Yah biasalah, nyicil bikin ringkasan buat tes hari Senin minggu depan, masak, nonton TV."
"Kamu nggak keluar?"
Eunchae menggeleng. "Di luar panas."
"Kalau bosan, kamu nggak papa ke kantor saya."
Cewek itu ketawa kecil. "Ya nggak mungkin lah saya ganggu pekerjaan kamu. Yang ada nanti saya diomongin sama karyawan-karyawan kamu kalau saya ini siapanya kamu."
"Semua karyawan di kantor udah tau kok kalau kita menikah dan kamu istri saya," jawab Haein megang sumpit.
Eunchae ngangkat kepalanya, kaget. "Wow. Cepet banget ya kesebarnya."
"Yah... mungkin si Changwook yang ngasitau. Dasar mulut ember," gumam Haein setelah minum air. "Besok kamu ada jam kuliah lagi?"
"Hmm, ada. Saya ada kelas pagi jam 8-10, lalu ada kerja kelompok sampai siang. Yah mungkin jam 3 udah kelar..."
"Kalau gitu saya jemput kamu ya," kata Haein langsung tanpa ba-bi-bu.
"Hah? Nggak usah, saya mau pulang bareng sama Yeri kok. Sekalian mau ke toko buku bentar."
"Mau saya anterin ke toko bukunya?" tanya Haein nawarin.
"Nggak, nggak," Eunchae langsung gelengin kepalanya. "Aku nggak mau ngerepotin kamu terus-terusan."
"Lho, kenapa? Saya kan suami kamu," kata Haein yang langsung bikin Eunchae tersadar.
"Nggak usah, kamu fokus kerja aja, lagian aku nggak sendiri kok ada Yeri juga."
Haein akhirnya ngangguk. "Ya udah. Nanti kabarin saya aja kalo kamu udah sampe rumah."
"Hmm. Oke."
-
Baru aja selesai kelas pagi, rencananya Eunchae langsung ke kantin buat makan bareng Yeri. Tapi pas di lobby, dia cepet-cepet pergi dari kerumunan mahasiswa yang lagi nunggu pintu kelas dibuka karena Jihoon baru aja ngeliatnya. Ngeliatnya!
"Chae! Eunchae!" panggil cowok itu setengah teriak.
Eunchae langsung lari kalang kabut kayak dikejar kereta. Untuk saat ini dia nggak mau ketemu dulu sama mantannya itu.
Kali ini dia lolos dari si bangsat. Tapi nggak tahu deh besok sampe seterusnya.
Lagian ngapain Jihoon manggil dia? Apa urusannya dia dengan Jihoon?
-
Habis pulang kerja kelompok, Eunchae langsung nemenin Yeri ke toko buku. Yeri katanya pengen beli novel yang udah lama dia incar dari dulu, sedangkan Eunchae lupa nggak bawa duit. Terpaksa dia tahan semua nafsunya untuk beli buku.
"Seriusan, Chae? Lu nggak mau beli buku atau apa gitu?" tanya Yeri di kasir. Eunchae menggeleng.
"Nggak deh, aku lagi pengen hemat."
"Halah, pembual. Bukannya suami lu manajer--" Belum sempet Yeri nerusin kata-katanya, Eunchae buru-buru tutup mulut Yeri.
"Jangan ngomong di sini! Ntar banyak orang yang tau!" bisik Eunchae yang sempat bikin kasirnya bingung ngeliat tingkah mereka.
"Iya, iya, sekarang lepasin tangan gue..."
Akhirnya mereka pun makan siang (menuju sore) di deket toko buku itu karena pas kerja kelompok tadi Eunchae nggak sempet makan lagi. Jadi udah kebayang tuh perutnya minta asupan makanan.
"Chae, hari ini lu ketemu Jihoon nggak di kampus?" tanya Yeri dengan mulut penuh nasi.
"Sebenernya sih ketemu, cuman aku langsung lari soalnya aku nggak mau ketemu dia dulu," jawab Eunchae sambil nyedot milkshake stroberinya.
"Anjir, lu lari? Geblek, jangan lari juga kali! Mantan lu bakal tau kalo lu ngehindarin dia! Harusnya lu tanggepin dia dengan berani."
"Ya tapi aku males ketemu dia, Yer. Tau nggak sih aku masih potek gara-gara dia!"
Yeri pun tersedak dengan makanan yang ada di mulutnya. Eunchae siapin air putih buat Yeri dan Yeri langsung minum.
"Makanya kalo makan tuh pelan-pelan dan nggak usah sambil ngobrol. Tuh liat buktinya," kata Eunchae nahan ketawa.
"Abis gue kesedak gara-gara denger jawaban lu!" kata Yeri nggak terima. "Lu buta atau gimana sih, Chae? Suami lu, JAUH LEBIH BAIK daripada mantan lu. Haein kesayangan lu itu JAUH LEBIH SOPAN, LEBIH DEWASA, DAN LEBIH BERTANGGUNG JAWAB dari si Jihoon peak itu. Ngerti lu?"
Eunchae garuk kepalanya sedikit frustrasi. "Aduh, nggak usah bawa-bawa om itu deh..."
"Astaga Eunchae! Elu masih manggil dia 'om'? Emang geblek ya lu, dia calon su--"
Tanpa babibu Eunchae nyuruh Yeri buat diem.
"Suami lu," bisik Yeri nerusin kata-katanya.
"Iya aku tau, tapi aku nggak suka sama dia!"
"Suatu saat elu pasti jatuh cinta sama dia, gue yakin banget seratus persen. Lu tau nggak waktu wedding kiss kalian kenapa suami lu nyium lu di kening, bukan di bibir?"
Eunchae mutar bola matanya. Dia biarinin Yeri nyerocos. "Karena dia ngeliat lu tegang. Lu tutup mata lu rapat-rapat kan pas dia mau nyium lu karena lu takut bibir lu dicium sama dia? Ya udah deh, jadinya dia nyium kening lu doang. Feeling gue gitu sih."
"Halah, dasar cenayang!"
"Heh, betul ya. Feeling gue tuh sering bener. Awas aja lu kemakan omongan sendiri," kata Yeri terus makan.
"Lagian suami lu kurang apa sih, Chae? Menurut gue, dia itu udah sempurna banget. Ganteng, mapan, tinggi, body goals, eh suami goals deng hehehe..."
Eunchae ngelap tangannya dengan tissue karena kena muncratan dari mulut Yeri. "Makan dulu baru ngomong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨
FanfictionDijodohin sama cowok yang beda umurnya 11 tahun!? BIG NO!
