23 ✨ kicep

308 37 8
                                    

"Aku pulang...," ujar Eunchae pelan sambil lepasin sepatu sebelum masuk rumah. Dia langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa dan menghela napas pelan. Capek banget dia. Abis tiga kelas, dia langsung lanjut sama kerja kelompok di perpustakaan kampus.

Udah capek, laper pula. Belum lagi malam ini dia masih harus ngurusin Haein yang masih sakit. Padahal dia pengen berleha-leha di kamar.

"Haein?" panggil cewek itu yang langsung dijawab oleh Haein. Haein yang ada di dapur, nyamperin Eunchae sambil bawain jus.

"Nih minum."

Eunchae menerimanya. "Wih, makasih ya. Ini jus apa?" tanyanya sebelum minum.

"Jus apel," kata pria itu yang sebenernya kasian sama Eunchae. "Capek?"

Eunchae ngangguk sambil minum jus apel dari Haein. "Banget. Ini jusnya enak banget, dingin pula. Bikinan kamu?"

Haein ngangguk sambil senyum. "Suka?"

"Banget," Eunchae lanjut minum lagi sampe jusnya udah sisa seperempat aja. Hmm, laper apa doyan ya? "Kapan-kapan bikinin aku jus stroberi sama jus alpukat ya."

"Siap, tuan putri."

"Oh ya, tunggu bentar, Haein." Eunchae naro gelas itu di meja dan berdiri. "Nunduk dikit, aku mau cek kening kamu." Dan Haein pun sedikit nundukkin badannya. "Hmm, udah turun. Kamu udah cek pake termometer?"

"Udah."

"Berapa?"

"37,5."

Eunchae menghela napas lega. "Untung udah turun... Kalo tiga hari nggak turun-turun juga, aku mungkin sekarang bawa kamu ke rumah sakit. Tapi kamu selama aku tinggal di rumah, kamu nggak kenapa-napa, kan? Nggak buat yang aneh-aneh, kan?"

Haein senyum. "Nggak kok, saya nggak ngapa-ngapain."

"Makan, minum, banyak istirahat, kan?" tanya Haein mulai cerewet lagi kayak emak-emak.

"Udah," kata Haein senyum lagi.

"Minum obat juga udah?"

"Udah, tapi obat malem belum."

"Lho, kenapa? Kamu belum makan malem?"

"Belum. Saya sengaja tunggu kamu pulang, biar kita bisa makan malem bareng," kata Haein yang bikin cewek itu, uhm, gimana ya?

"Oh, gitu...," Eunchae garuk-garuk kepalanya yang nggak gatal. "Tunggu bentar, aku mau mandi dulu. Tapi kalo kamu mau makan langsung juga nggak apa-apa." Cewek itu langsung berlari menuju tangga.

"Nggak, saya bakalan tunggu kamu," kata Haein.

Di tangga Eunchae menoleh, senyum. "Oke, tunggu bentar ya! Aku nggak bakalan lama kok mandinya!"

Pas sampai di kamar, Eunchae langsung nyari pakaian dalam, baju kaos, celana training, dan handuk sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

"Aduh... jepitan aku taruh di mana ya?" tanyanya mulai celingukan. Dia biasa pake jepitan karena rambutnya panjang dan dia nggak mau rambutnya basah karena air.

"Aduh... mana Haein udah nunggu aku di bawah, lagi..."

Eunchae cari di laci, di kolong, dan di meja riasnya. Tapi nihil.

"Aish..." Dia mulai putus asa. Akhirnya dia cari di meja kerja Haein, siapa tahu benda itu ada.

Dan benda berwarna merah muda itu ada di atas meja kerja pria itu. "Nah, ketemu!" Eunchae segera menggulung rambutnya dengan jepitan itu dan ada yang menyita perhatiannya, tepatnya di tumpukan buku agenda milik Haein.

Tampak ada sebuah foto di mana ada Haein bersama seorang perempuan yang berdiri di sampingnya.

Yejin.

Eunchae memandang foto itu cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunchae memandang foto itu cukup lama. Anehnya, ada sesuatu yang sedikit membuat hatinya teriris ketika melihat foto itu, tapi dia nggak tahu apa. Di mana Haein dan Yejin tersenyum bahagia ke kamera.

"Kayaknya dia belum bisa ngelupain mantannya deh," gumam Eunchae pada dirinya sendiri. "Tapi kenapa dia sembunyiin dari tumpukan buku ya?"

Eunchae ngamatin foto itu lagi. "Tapi lama-lama cowok itu ganteng juga ya..." Dia menutup foto Yejin dengan ibu jarinya sambil senyum-senyum sendiri.

"Lho, belum mandi?"

Tiba-tiba Haein muncul di depan pintu kamar dan nggak sengaja bikin cewek itu mengerjap kaget.

"Astaga, ngagetin aja kamu!" kata Eunchae ngelus-ngelus dadanya. Haein nggak denger apa omongannya barusan, kan?

"Lagi cari apa? Mau saya bantu?" tanya Haein yang ngeliat cewek itu lagi berdiri di depan meja kerjanya.

"Nggak, nggak, aku tadi nyari jepitan ini dan udah ketemu. Ternyata ada di meja kerja kamu. Maaf, kayaknya aku naro sembarangan," ujar cewek itu senyum mesem-mesem. Nggak lupa tangannya segera nyelipin foto tadi di tempat semula.

Tapi Haein mulai curiga. Dia malah ambil foto itu. Jangan lupakan jantung Eunchae yang udah dag-dig-dug karena pria itu berdiri nggak jauh darinya sekaligus dia takut dimarahin karena disangka ngoprek-ngoprek meja kerjanya.

"Kamu liat foto ini?" tanya Haein kalem sambil nunjukin foto yang diamati Eunchae tadi.

Karena wajahnya nggak bisa bohong, Eunchae pun nganggukkin kepalanya pelan. "I--iya, maaf ya."

"Nggak papa."


Sreeett.



Haein menyobek foto itu menjadi dua, setelah itu menyobek lagi menjadi beberapa bagian kecil-kecil.

"Eh eh eh! Kenapa disobek!?" kata Eunchae terkejut.

"Karena saya nggak mau ingat kenangan apapun dengannya," jawab Haein membuang bagian-bagian foto itu ke tempat sampah yang nggak jauh dari tempat mereka berdiri. Sedangkan mulut Eunchae menganga cukup lebar karena tindakan Haein menurutnya patut disayangkan.

"Yah..."

"Kenapa?"

"Kamunya tampan di situ," kata Eunchae polos. Namun setelah itu dia cepet-cepet membekap mulutnya dengan tangan karena dia sadar dia baru aja keceplosan.

"Heol. Aku ngomong apa tadi?" tanyanya panik.

Haein ketawa kecil sambil senyum. "Bukannya lebih tampan liat aslinya daripada liat di foto?"





























Eunchae lagi-lagi kicep.

CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang