Eunchae banyak senyum di resepsi karena dia dikenalin terus sama Haein di depan temen-temennya. Padahal dia kira orang-orang kaya itu songong. Tapi mungkin nggak semua kali ya. Beberapa temen Haein senyum ke arah Eunchae ketika dia dikenalin.
Haein pun ngajak Eunchae salaman buat pengantin baru. Jongsuk langsung meluk Haein erat banget kayak udah lama nggak ketemu.
"Eh anjir, udah lama nggak ketemu sama lu, bro!" kata Jongsuk tos sama dia.
"Iya udah lama nggak ketemu. Lima tahun kayaknya nggak ketemu," jawab Haein. Mereka berempat (Eunchae, Haein, Suzy, Jongsuk) ketawa barengan.
Lalu sepasang pengantin baru itu noleh bersamaan. "Lho, lu bawa pacar lu, Haein?"
Pacar lagi, pacar lagi...
Kayaknya wajah Eunchae masih imut-imut gitu ya wkwkwk.
"Bukan, ini istri aku," kata Haein ngenalin Eunchae. Eunchae senyum.
"Haaaa??" Suzy dan Jongsuk keheranan. "Ya ampun masih muda banget! Gue nggak nyangka lu ternyata ngedahuluin gue!"
Haein cuman ketawa aja.
"Oh, gue ngerti. Lu suka sama daun muda ya?" bisik Jongsuk yang jelas kedengeran bagi Eunchae.
Eunchae jadi geli sendiri ngedengernya.
Haein nggak menanggapi. "Kapan bulan madu kalian?"
"Besok dong," kata Jongsuk mantap. "Ke Hongkong."
Orang kaya mah bebas :v
Haein yang ngedengernya pun ngangguk-ngangguk. "Pilihannya bagus juga. Kenapa nggak ke Indonesia aja?"
"Pengen sih, tapi terserah istri gue aja dah," kata Jongsuk senyum ke Suzy, terus pasangan itu senyum mesra ke satu sama lain.
"Ya udah deh. Selamat buat kalian berdua ya. Mau terusin makan lagi," kata Haein pamit, masih menggandeng tangan Eunchae.
"Yoi bro! Semoga awet yaa sama istri lu!" teriak Jongsuk.
Dari bawah panggung, Eunchae ngamatin Jongsuk dan Suzy yang masih salaman sama tamu.
"Kamu mau makan sama apa aja, Chae?" tanya Haein yang udah ambil dua piring. Satu untuk dirinya dan satu lagi untuk istrinya.
"Biarin aku aja yang pilih sendiri," kata Eunchae ngambil piring dari tangan pria itu.
Dia masih menatap kedua sejoli yang tengah berbahagia itu, apalagi ngeliat Suzy. Cewek yang berdiri di samping Jongsuk entah kenapa menyita perhatiannya. Abis cantik banget, kayak aktris.
"Istrinya temenmu cantik banget sih."
"Suzy? Hmm, biasa aja."
Eunchae melotot. "Apa? Biasa aja katamu?"
"Iya, biasa aja," kata Haein kalem. "Kenapa?"
Eunchae nggak habis pikir sama pria ini. Udah Yeri dibilang biasa aja, sekarang Suzy dibilang biasa aja. Yang cantik di mata Jung Haein itu siapa sih?
Cewek itu menggelengkan kepalanya aja dan setelah nuangin makanan ke piringnya, dia juga mengambil es krim di pojok sana.
"Biar saya yang pegangin piringnya. Kamu ke tempat es krim aja dulu," kata Haein bawain piring Eunchae.
"Oke, aku bakalan kembali," kata Eunchae jalan menuju tempat es krim. Setelah dapetin es krim, dia balik ke tempat Haein. Namun dia bertemu dengan seseorang yang nggak terduga.
Yejin.
"Ternyata kamu di sini juga," ujar cewek dengan tinggi 167 senti itu. Eunchae terbelalak kaget setelah melihat siapa yang ngajak dia ngomong. Dia melihat Yejin dengan tatapan terpukau. Gimana nggak? Gaunnya bener-bener 'wah' dan dia keliatan anggun banget.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh, halo," sapa Eunchae kaku.
Yejin tersenyum tipis. "Oh, kamu pake gaun rancangan Valentino, ya?"
Eunchae mengerutkan kening. Lalu dia tertawa kecil, "Hmm, mungkin? Soalnya saya... saya nggak pernah lihat label itu rancangan siapa atau semacamnya... Saya cuman liat harganya dan apa gaunnya nyaman di badan saya atau nggak, gitu."
Yejin ngangguk-ngangguk, sekilas keliatan kaget mendengar jawaban Eunchae di luar dugaannya. "Terus, sepatumu itu pasti Louboutin, ya?"
Siapa lagi itu? "Hmm, mungkin? Saya juga nggak tahu itu rancangan... siapa tadi?"
"Louboutin," ulang Yejin dengan pronounce bahasa Perancis.
"Iya, itu maksud saya," kata Eunchae tertawa kecil.
"Hmm, shame. Saya kira istri seorang manajer perusahaan LG membelikannya barang-barang merk. Tahunya? Barang KW-an," ujar Yejin melengos pergi.
Eunchae hanya bisa tersenyum pahit sembari memandang punggung Yejin yang menjauh. Bener. Dia memang nggak pantas berada di resepsi mewah ini. Apalagi mengingat wajah Yejin yang prihatin padanya.
-
Sepanjang pesta, Eunchae hanya diam. Dia pura-pura ketawa ketika ada tamu yang melemparkan candaan garing yang nggak dia mengerti sama sekali. Selebihnya, dia diam.
Haein yang merhatiin Eunchae sedari tadi, bingung dengan perilakunya sekarang. Menyadari hal itu, dia langsung membuka percakapannya duluan di mobil setelah resepsi pernikahan Jongsuk dan Suzy berakhir.
"Chae, kamu nggak papa kan di pesta tadi? Kok dari tadi diam terus?" tanya cowok itu mengeluarkan mobil dari basement.
"Nggak papa kok, cuman capek aja," ujar cewek itu menghela napas.
"Apa ini semuanya karena Yejin?" tebak Haein yang membuat Eunchae duduk menghadapnya.
"Kok... kamu..."
"Bisa tahu?" Haein melengkapi kata-kata Eunchae. "Saya nggak lihat dan nggak dengar apa yang kalian bicarakan, hanya tebakan random aja. Jadi, kenapa kalian?"
Eunchae tentu aja nggak bisa jelasin karena mana mungkin Haein ngerti soal fashion dan desainer semacamnya?
"Nggak, nggak papa kok. Lagian sekarang udah nggak kesel lagi," ujar Eunchae menyandarkan kepalanya di jok.
"Beneran?" tanya Haein mastiin. Dia tahu kalau Eunchae masih sewot pada Yejin. Tapi dia nggak bakalan maksain Eunchae buat cerita. Eunchae mengangguk.
"Kalau ada masalah, cerita sama saya. Saya pasti bakalan bantu kamu."