39 ✨ rencana

230 37 0
                                        

Hari ini Eunchae capek banget. Cuman ada dua kelas, tapi salah satu kelasnya ada yang langsung 4 sks.

Ditambah lagi dia nggak konsen belajar gara-gara baju sabrina yang lagi dia pake. Bentar-bentar turun. Eunchae gerak dikit, bajunya juga ikutan merosot.

Banyak yang nanyain kenapa dia tumben banget pake baju model gituan secara seorang Eunchae cuman bermodal jeans dan kaosan tiap pergi ke kampus.

Untung nggak ada yang nanyain soal bercak merah selain Yeri dan Jihoon yang tahu. Nggak tahu deh kalo Yeri umbar ke yang lain. Bisa-bisa abis deh dia.

Sampe di rumah, jam udah nunjukkin jam 5 pas. Di depan rumah udah ada mobil Haein yang diparkir, nandain bahwa pria itu udah pulang.

Nah, sekarang Eunchae-lah yang mulai ngomel-ngomel soal bercak merah sama Haein 😏.

"Haein!" panggil cewek itu ke dapur dan ruang keluarga. "Kok nggak ada dia...?"

Mendengar ada suara keran air dinyalain di kamar mandi atas, Eunchae langsung naik menuju kamar.

"Haein--"

Ucapannya terpotong begitu ngeliat Haein baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai dan handuk kecil yang dia sampirkan di pundak. Tangannya megang hape tanda dia lagi menelepon seseorang.

"Iya ma, katanya business tripnya ke Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya ma, katanya business tripnya ke Indonesia. Bukan, bukan di Jakarta tempatnya. Di Bandung kalo nggak salah namanya..."

Sadar bahwa Eunchae berdiri mematung di sana, Haein berbisik, "Sebentar."

"Nggak papa sih, Ma. Mama sama papa mau dibeliin oleh-oleh apa nih?" Haein kemudian tertawa kecil. "Yakin nih? Ya udah... Ada kok Ma. Nih, mau ngobrol?"

Pria itu melirik Eunchae beberapa detik.

"Baru pulang kampus dia, Ma. Kasian, pasti kecapean."

Sambil menjawab telepon dari ibunya, reaksi Haein juga sama seperti reaksi temen-temen Eunchae di kampus. Dia ngeliat penampilan Eunchae dengan tertegun.

"I--iya, Ma. Nanti aku sampein. Oke Ma. Salam buat Papa. Dah," Haein memutuskan sambungan secara sepihak dan beralih ke arah Eunchae. "Kamu kok tumben pake baju itu?"

Dengan kesal Eunchae ngelepasin scarfnya. "Semua bajuku ada di laundry, tinggal ini yang tersisa. Aku juga terpaksa pake scarf buat nutupin bercak yang kamu ciptain."

Bukannya mengaku salah, Haein senyum. "Kamu suka kan tapi?"

"Ha? Y--ya nggaklah!" jawab Eunchae gelagapan. "Untung cuman Yeri sama Jihoon yang tahu! Ini juga gara-gara si Yeri... Hufftt..."

Mendengar nama Jihoon disebut, Haein nanya, "Mantanmu itu?"

"Iya," jawab Eunchae masih kesel. Kemudian dia menghela napasnya dengan kasar. "Tapi nggak tahu kenapa aku ngerasa bersalah banget sama dia," gumamnya pelan banget, tapi Haein bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kalau kamu cari dia, aku mundur. Kalau kamu cari aku, aku ada di rumah atau di kantor," ujar Haein getir.

Eunchae menoleh. "Siapa juga yang nyariin dia? Aku cuman ngerasa bersalah sama dia. Itu aja, kok."

Karena Haein malas berdebat dengan cewek itu, maka dia mengganti topik pembicaraan yang lain. "Oh iya, ngomong-ngomong aku mau ngajak kamu business trip ke Indonesia. Kamu ikut ya, nemenin aku."

Mata Eunchae berbinar-binar. "Apa? Ke Indonesia? Aku mauuuuuu!" teriaknya kayak anak kecil. "Tapi tunggu. Itu tanggal berapa?"

"Pertengahan Juli kayaknya. Kenapa? Kuliahmu belum beres?"

Eunchae berpikir, "Mmm, kayaknya aku lagi perwalian deh tanggal belasan gitu."

"Oke. Aku yang nulis surat ijin buat kamu supaya perwalian kamu dipercepat," kata Haein praktis.

"Emangnya aku ngaruh ya ikut gituan? Bukannya itu antara perusahaan, ya?"

"Ya memang. Tapi percayalah, business trip menyenangkan kok. Ada Mbak Irene juga sama Changwook. Gimana? Mau kan?" tanya Haein.

"Berapa hari itu?"

"Hmm... Seminggu."

"Apa!? Seminggu!?" kata Eunchae kaget.

Dia antusias banget kalo ke luar negeri. Apalagi dia belum pernah keluar negeri sebelumnya. Ke Indonesia, pula! Udah lama banget dia pengen ke sana!

Tapi...

"Uangnya gimana? Akomodasi dan yang lainnya?" tanya Eunchae langsung mikirin hal yang lain.

"Udah diurusin sama Papa semuanya sebelum dia nunjuk aku jadi CEO. Paspor kita juga selesai. Kamu tinggal packing barang-barang kamu aja," kata Haein.

Eunchae takjub ngedenger kata-kata Haein tadi.

Dia geleng-geleng kepala nggak percaya. "Daebak...," katanya.

"Oh ya, kompres lehermu pake air hangat," kata Haein mengingatkan ketika Eunchae jalan menuju kamar mandi.

Eunchae menoleh, "Buat?"

"Buat ngilangin merah-merahnya," kata Haein senyum-senyum.

Raut wajah Eunchae berubah jadi kesel lagi. "Kamu kira siapa yang bikin leher aku kayak gini, hah!?"

Dan pintu kamar mandi pun dibanting sama cewek itu. Sedangkan Haein ketawa pelan.

"Eunchae, Eunchae... Kalo aku yang ngobatin, yang ada aku malah bikin yang lebih parah dari itu..."




✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️




Wahh Haein yaaaa mulai nakal kamuuu 😆😂

Kuy vommentnya don't forget!

CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang