7 ✨ wedding day

459 46 6
                                    

Tiga minggu kemudian Eunchae dan Haein pun menikah di sebuah gereja katedral di Kota Seoul. Tamu-tamu yang hadir hanya sedikit karena pernikahan mereka sedikit tertutup. Hanya pihak keluarga masing-masing dan teman-teman deket aja.

Eunchae udah pasrah aja ketika papanya menyerahkannya pada Haein. Nggak ada acara mewek-mewek karena perpisahan antara orang tua dan anak.

Dan tibalah janji pernikahan.

Pastur pun berkata, "Sekarang tibalah saatnya untuk meresmikan pernikahan kalian. Saya persilakan kalian menumpangkan tangan di atas Kitab Suci ini. Terimakanlah sakramen perkawinan saudara dengan mengucapkan janji setia satu sama lain di hadapan Allah dan umat-Nya yang hadir di sini."

Sebelum ngucapin janji setianya terlebih dulu, Haein menghembuskan napasnya panjang dan perlahan. Dia menatap Eunchae dengan tulus. "Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Jung Haein , dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu, Kwon Eunchae, menjadi istri saya."

"Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku."

"Saya bersedia menjadi Bapak yang baik bagi anak - anak yang akan dipercayakan Tuhan kepada saya dan mendidik mereka secara Katolik. Demikian janji saya demi Allah dan Injil suci ini, semoga Tuhan menolong saya."

Lancar banget ngomongnya kayak jalan tol. Padahal Haein ngapalin janji setia itu.

Sekarang giliran Eunchae yang ngomong. "Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Kwon Eunchae , dengan niat yang suci dan ikhlas hati..."

Heol, dia lupa.

Satu detik...

Dua detik...

Orang tua kedua belah pihak mulai panik.

Tiga detik...

Empat detik...

Lima detik...

"memilih Jung Haein menjadi suami saya."Dan seketika semua orang di dalam gereja menghembuskan napas lega.

Dan begitu seterusnya, untunglah Eunchae lancar ngomong walaupun sedikit tersendat. Antara gugup, lupa, dan tegang berada di depan.

Pas tukeran cincin pun Eunchae memalingkan mukanya dari Haein. Padahal cowok itu menatapnya dalam-dalam.

"Ssst! Eunchae, liat gue!" bisik Yeri sambil motoin mereka yang udah tukeran cincin. Eunchae dan Haein nunjukkin cincin mereka ke kamera Yeri, fotografer, dan salah satu temen Haein.

Beda sama Haein yang seneng karena pernikahan ini, wajah Eunchae kayak udah kusut banget.

"Chae, senyum!" bisik mama ngingetin Eunchae. Eunchae buru-buru senyum, tapi senyum dipaksain gitu.

Setelah Haein membuka veil Eunchae, dia pun menggenggam kedua tangan cewek itu. Aduh, dia mau ngapain nih? Jangan-jangan ini mau wedding kiss, lagi!

"Kalian boleh mencium pasangan," kata pastur mengizinkan mereka untuk wedding kiss.

Dan inilah saat-saat yang paling ditunggu oleh semua orang di dalam gereja. Yeri nyiapin hape lagi, siap-siap mau foto.

Tapi Eunchae sama sekali nggak siap. Dia nggak mau mencium cowok yang nggak dia cintai. Mana Haein udah siap lagi.

Eunchae memejamkan matanya waktu Haein mau nyiumin dia.

Sepuluh senti lagi wajah mereka berdekatan. Eunchae tutup matanya rapat-rapat.

Pliss, aku nggak mau dicium! batinnya dalam hati.



















Dan Haein menciumnya di kening.

Bukan di bibir.

Fiuhhhhh...

"Nggak usah tegang gitu," bisik Haein pelan banget sambil senyum ke arah Eunchae.

Eunchae kicep, tapi dia lega bukan main. Dia juga mencium kening Haein. Dia sedikit kesulitan ketika mau nyium kening cowok itu karena Haein tinggi.

Walaupun dia udah pake high heels setinggi tujuh senti itu tetep aja dia masih pendek jika berdiri sejajar sama Haein. Maka cowok itu sedikit menunduk supaya Eunchae nggak kesulitan buat nyium keningnya.

Begitu selesai upacara pernikahan, Eunchae dan Haein harus siap-siap lagi karena dua jam lagi mereka harus sudah ada di tempat resepsi.

"Kamu capek?" tanya Haein begitu mereka ada di mobil pernikahan dalam perjalanan menuju tempat rias lagi.

"Laper lebih tepatnya," kata Eunchae ngusap-ngusap perutnya.

Haein ketawa pelan. Dia meraih tangan Eunchae dan ngeliat cincin pernikahan mereka.

"Oh ya, saya mau tanya sama kamu," kata cewek itu sambil ngerapiin gaun pernikahannya yang bener-bener merepotkan itu.

"Apa?" tanya Haein penasaran.

"Kamu... ada perasaan sama saya nggak sih sebenernya?"

Haein menatapnya. "Ada."

"Apa?"

"Saya suka sama kamu," katanya.

Eunchae menggigit bibir. Dia ngalihin mukanya buat liat ke arah jendela. "Kenapa kamu suka sama saya?"

"Karena saya berpikir kalau kamu adalah perempuan yang menarik," jawab Haein mantap.

"Nggak, aku nggak semenarik yang kamu kira," kata Eunchae ngeliat ke jendela terus.

"Sekarang giliran saya yang tanya. Apa kamu punya perasaan yang sama dengan saya?"

Eunchae kini menoleh padanya. "Belum. Belum ada."

Ada raut wajah Haein yang sedikit berbeda ketika Eunchae menjawab pertanyaannya barusan. "Saya bisa ngerti kok, kamu pasti butuh waktu untuk beradaptasi dengan saya. Dan saya pasti bakal tungguin kamu."

Eunchae menatapnya bimbang. Dalam lubuk hati yang paling dalam, dia masih cinta sama si bangsat itu, Jihoon.

"Percayalah, perasaan saya terhadap kamu nggak akan berubah," kata Haein senyum.





Ini gaun pernikahannya Eunchae gaes!

Ini gaun pernikahannya Eunchae gaes!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau Haein pake tuxedo hitam:

Kalau Haein pake tuxedo hitam:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang