29 ✨ mimpi yang aneh

213 36 0
                                        

"Mama, mama! Acu mau icuuuu!" kata anak perempuan yang masih berumur tiga tahun kepada nunjuk-nunjuk gulali yang lagi dipegang oleh beberapa anak kecil.

Ibu dan anak perempuan itu sedang ada di sebuah taman bermain. Taman bermain itu diserbu oleh anak-anak TK yang main perosotan, jungkat-jungkit, dan ayunan. Ada beberapa orang dewasa yang mengajak hewan peliharaan mereka di sini.

"Adek mau itu?" tanya ibu dari anak perempuan itu. Anak itu mengangguk lucu. Kemudian sang ibu menggendongnya. "Ya udah, yuk."

Setelah mesen gulali, anak itu ngomong lagi pada ibunya, "Mama, mama! Buat kaka catu lagi, ya!"

"Boleh, Sayang," kata si ibu sambil nyubit pipi anak perempuannya dengan gemas. Setelah gulalinya udah siap untuk disantap, ibu itu membayar dengan uang pas dan memberikan satu gulali pada anak perempuannya.

Karena kerepotan memegang satu gulali dan menggendong anak perempuan itu, si ibu pun nurunin anaknya dan mereka jalan sambil bergandengan tangan menuju kursi taman.

"Enak, dek?"

"Mm-hmm!"

Baru aja mereka duduk, anak-anak SD yang baru pulang sekolah berhamburan ke taman itu.

"Kayaknya kakak udah keluar deh, dek," kata ibu itu dengan mata celingak-celinguk.

"Mana, mana?" tanya anak itu sambil ngunyah gulalinya.

"Nah, itu dia!" tunjuk sang ibu pada seorang anak laki-laki yang masih SD. Sekitar kelas 2 SD kira-kira.

"Kakaaaa!" teriaknya sambil lambai-lambain tangan kecilnya kepada sang kakak. Anak laki-laki itu pun lari mendekati adik dan ibunya.

"Nih buat kakak, adek tadi beliin," kata si ibu sambil ngasih satu gulalinya buat anak pertamanya.

"Yeyy, makasih adek!"

"Gimana hari ini? Seneng?"

"Seneng, Ma! Hari ini aku belajar tentang penjumlahan sama Bu Guru!" kata anak laki-laki itu bersemangat. "Terus tadi aku latihan dapet nilai sepuluh lho, Ma!"

"Wah, pinter banget anak Mama!" kata si ibu sumringah. "Nanti di rumah belajar lagi, ya biar bisa!"

"Oke Ma!"

"Mama, mama, abis ini langsung ke kantornya papa, kan?" Giliran si kecil yang bersuara. Gulalinya tiba-tiba udah abis tiga perempat.

"Iya. Kita langsung pergi aja yuk, udah jam segini. Takut papa nunggunya kelamaan," ajak si ibu ngajak dua anaknya buat ke kantor papa mereka. Baru aja mereka jalan beberapa langkah, dua anak itu langsung menyerbu pada seorang pria berjas.

"Papaaaa!!!" teriak mereka dan langsung meluk ayah mereka itu.

Pria yang berumur empat puluhan itu langsung jongkok dan memeluk kedua anaknya. "Wah, kalian dapet gulali dari mana?"

"Dari mama!" jawab mereka serempak.

"Lho, papa nggak dibeliin, nih? Nggak ada buat papa?" tanya pria itu pura-pura cemberut.

"Nggak ada!" kata mereka sambil ketawa. Pria itu langsung gelitikin badan mereka sampe mereka lari-lari di sekitar taman dengan penuh gelak tawa.

Mama muda itu mendekati suaminya. "Kok kamu bisa ada di sini? Nggak kerja?" tanyanya sambil ngebetulin kerah kemeja pria itu.

"Kerja kok, tapi pengen nyusulin kamu sama anak-anak aja biar kamu nggak repot bawa mereka di bus," kata suaminya sambil senyum. Suaminya itu sama sekali nggak berubah.

Wajahnya awet muda banget. Walaupun udah kepala empat tapi masih keliatan umur 25-an. Perutnya juga sama sekali nggak buncit, malahan semakin tegap dan bidang. Sedangkan senyumannya... ah, masih tetap menawan.

"Aku kan bisa pake taksi," kata ibu itu. "Tuh kan, kemarin pasti nggak cukur jenggot, kan? Ini udah mulai keliatan tuh."

"Ah, masih tipis," ujar suaminya.

"Ya tetep dicukur dong, kan jadinya tajem-tajem gitu," kata sang istri sambil memegang dagu suaminya. "Awas aja kalo lupa. Nanti malam aku cukur deh jenggotnya."

"Nah, kalo itu aku mau," kata si suami memeluk pinggang istrinya.

"Ih! Lepasin nggak? Ini di daerah umum, tau!" katanya malu sambil ngeliatin orang-orang sekitar. Bener aja, banyak orang yang ngeliatin dan bisik-bisik sambil senyum.

Si suami langsung ngelepasin pelukannya, masih senyum ke arah istrinya dan ngelus ubun-ubunnya. "Aku sayang sama kamu, Chae."

Mama dua anak itu tersenyum tulus kepada suaminya. "Aku juga sayang sama kamu--"


























Eunchae langsung terlonjak bangun dari tidurnya gara-gara mimpi barusan. Dengan napas yang terengah-engah, dia ngeliat sisi tempat tidur Haein yang udah nggak ada. Iya, suaminya udah kerja duluan karena sekarang jam udah nunjukkin jam sembilan lewat.

"Syukur deh itu mimpi," katanya ngos-ngosan kayak abis lari dikejar kereta. Napasnya nggak beraturan banget setelah mengingat mimpinya tadi.

Aku... sama Haein punya anak!? Dua pula! Satu cowok dan satu cewek!

Sayangnya di mimpi itu Eunchae nggak bisa liat wajah kedua 'anaknya' dengan jelas, nggak tahu kenapa.

"Nggak, nggak, nggak... Aku sama dia mana mungkin punya anak?" tanyanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kuat-kuat.

Eunchae jadi inget film Breaking Dawn Part 1 yang dia tonton di bioskop sama temen-temen SMA-nya beberapa tahun yang lalu.

Bella dan Edward menikah, lalu mereka honeymoon di Brazil. Ke mana-mana berdua dan mereka romantis banget, sampe malam itu adalah malam pertama mereka. Lalu mereka berhubungan--

OKE, SKIP.

Eunchae memijat pelipisnya. "Nggak, nggak mungkin...," gumamnya. "Aku sama dia nggak mungkin ngelakuin 'itu'!" Dia ngeliat di balik selimutnya. Ternyata...



























Aman. Pakaiannya masih lengkap. Dia juga langsung periksa kasurnya. Aman juga, nggak ada bercak-bercak darah.

"Astaga... kenapa aku bisa mimpiin kalo aku punya anak segala, sih!?"

✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️✖️


Wahh ayo lohhh wkwkwkwkkw :v

CRASH INTO YOU ➖ Jung Hae In ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang